Prakiraan Cuaca di NTT

Waspada Angin Kencang dan Gelombang Tinggi di NTT, Dampak Siklon Tropis Zelia 

Siklon Tropis Zelia memicu angin kencang dan gelombang tinggi berpotensi terjadi di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Editor: Cristin Adal
POS-KUPANG.COM/MARIO GIOVANI TETI
GELOMBANG TINGGI - Gelombang tinggi di Rote Ndao, NTT. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau adanya dua gangguan tropis, yaitu siklon tropis dan bibit siklon tropis yang mempengaruhi cuaca di sejumlah wilayah di Indonesia periode 14-20 Februari 2025.

Dilansir dari laman resminya, BMKG menyebutkan gangguan tersebut dari Siklon Tropis Zelia yang berada di Samudra Hindia, sebelah barat Australia dan Bibit Siklon Tropis 93W yang terpantau di Laut Cina Selatan. 

Siklon Tropis Zelia bergerak ke arah barat daya dan diprediksi akan semakin menguat dalam 24 jam ke depan, sementara Bibit
Siklon Tropis 93W bergerak ke arah barat laut dengan potensi rendah untuk berkembang menjadi siklon tropis. 

Seiring dengan pergerakan Siklon Tropis Zelia yang semakin menjauh dan menarik massa udara dari wilayah selatan Indonesia, intensitas curah hujan mengalami penurunan. 

Baca juga: Cuaca Buruk di NTT, Kapal Angkut BBM Tidak Berlayar ke Rote dan Sabu Raijua

 

 

BMKG mengungkapkan Siklon Tropis Zelia memicu angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain itu, gelombang tinggi hingga 4 meter berpotensi terjadi, disertai angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot atau 47 km per jam di perairan selatan Jawa Timur hingga selatan Nusa Tenggara Timur. 

Sementara itu, Bibit Siklon Tropis93W diprediksi akan semakin melemah dan punah dalam 72 jam ke depan. Mengingat posisi sistem yang cukup jauh serta intensitasnya yang tidak terlalu signifikan, wilayah di sekitar sistem ini tidak akan mengalami peningkatan curah hujan. 

Dinamika atmosfer dalam sepekan ke depan menunjukkan bahwa pengaruh Siklon Tropis Zelia yang semakin menjauh dan Bibit Siklon Tropis 93W yang melemah secara bertahap tidak lagi mempengaruhi cuaca dan pola angin di wilayah Indonesia. 

Baca juga: Kecepatan Angin Tertinggi Terpantau di Perairan Selatan NTT, Waspada Gelombang Tinggi

Meskipun demikian, Monsun Asia yang diprediksi masih aktif serta potensi Cold Surge yang membawa massa udara basah dan dingin ke wilayah Indonesia perlu diwaspadai. 

Selain itu, berbagai fenomena atmosfer lainnya juga terpantau aktif dan berpotensi meningkatkan curah hujan di Indonesia. Di antaranya, Gelombang Kelvin diperkirakan aktif di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, dan Papua bagian Selatan, sementara Gelombang Equatorial Rossby diprediksi aktif di Kalimantan bagian Tengah hingga Utara, Sulawesi bagian Tengah hinggaUtara, Maluku, dan Maluku Utara. 

Selain itu, analisis OLR (Outgoing Longwave Radiation)menunjukkan nilai negatif pada periode 18-20 Februari 2025, yang mengindikasikan peningkatan signifikan dalam potensi hujan di berbagai wilayah Indonesia. 

Selain faktor skala besar, kondisi atmosfer lokal juga menunjukkan peningkatanaktivitaskonvektif akibat tingginya labilitas atmosfer di beberapa wilayah, termasuk Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Sulawesi bagian Selatan, Maluku utara, dan Papua. 

Kombinasi antara faktor regional dan lokal ini semakin mendukung pertumbuhan awan hujan yang berpotensi memicu hujan lebat, petir, angin kencang, sertameningkatkan risiko banjir dan tanah longsor di wilayah terdampak. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved