Gunung Lewotobi Status Awas

Gunung Lewotobi Laki-laki Level Awas, Pelayanan Puskesmas Boru Dipindahkan

"Karena sudah naik ke level ini (Awas), maka sementara kita berhenti dulu, ikut arahan Pemerintah," tuturnya.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
PUSKESMAS - Puskesmas Boru di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Jumat, 13 Februari 2025. Pelayanan kesehatan telah dipindahkan setelah status Gunung Lewotobi Laki-kaki dinaikkan ke Level IV (Awas). 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Pelayanan kesehatan di Puskesmas Boru kini dipindahkan sementara menyusul peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas), Jumat, 14 Februari 2025.

Fasilitas kesehatan yang terletak di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) pada sektoral barat daya yaitu 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Kepala Puskesmas (Kapus) Boru, Andrea Maria Andrina Masni, mengatakan pelayanan pindah sementara ke Poslap Desa Kobasoma, salah satu poslap yang menampung para penyintas bencana di Kecamatan Titehena. 

"Setelah peningkatan status gunung dari Siaga ke Awas, saya konsultasi ke Dinas Kesehatan karena dalam radius KRB untuk Level Awas pada saat ini masuk sektoral arah barat daya, dan Puskesmas Boru terbaca dalam peta kawasan rawan bencana (KRB)," katanya.

Baca juga: Gunung Lewotobi Status Awas, Pj Bupati Flores Timur: Tidak Boleh Beraktivitas di Dalam Desa

 

Masni menuturkan, Kepala Dinas Kesehatan Flores Timur juga mengarahkan pemindahan pelayanan ke tempat aman. Poslap Kobasoma sebelumnya adalah lokasi pelayanan terpusat Puskesmas Boru bagi penyintas selama masa tanggap darurat sejak 4 November sampai 31 Desember 2024.

Masni menyebutkan, bagi masyarakat Desa Boru yang sakit bisa berobat ke Polindes Boru Kedang. Sementara warga desa lain di dalam wilayah Kecamatan Wulanggitang yang berada di luar peta bahaya boleh mendapat pelayanan di masing-masing polindes atau poskesdes.

"Desa-desa yang lain tetap buka pelayanan kesehatan, masyarakat bisa berobat. Nakes desanya siap ada di polindes dan poskesdes masing-masing," ujar Masni.

Ia menambahkan, ketika keadaan berangsur membaik disusul berakhirnya masa tanggap darurat 31 Desember 2024, Puskemas Boru kembali dibuka. Pelayanan seperti sedia kala dimulai lagi pada 20 Januari 2025 kendati sesekali dalam bayang-bayang erupsi dengan status siaga.

"Karena sudah naik ke level ini (Awas), maka sementara kita berhenti dulu, ikut arahan Pemerintah," tuturnya.

Tanggap Darurat

Pemerintah Daerah (Pemda) Flores Timur kembali menetapkan status dari transisi darurat menjadi tanggap darurat bencana selama 6 bulan. Status ditetapkan menyusul peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dari Siaga ke Awas.

Kepala Dinas Komunukasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hironimus Lamawuran, mengatakan tanggap darurat berlaku selama 6 bulan terhitung sejak 13 Februari 2025 sampai Agustus 2025.

Ia menerangkan, Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid baru saja melaksanakan rapat evaluasi bersama BNPB secara daring, dihadiri
forkompimda, instansi vertikal, dan OPD teknis.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved