Berita Flores Timur

Pokmaswas Sandominggo di Larantuka Selamatkan Penyu Hijau yang Tersangkut Kail Nelayan

Pokmaswas Sandominggo menyelamatkan seekor penyu hijau betina dari jeratan kail nelayan di perairan Larantuka, Flores Timur, NTT, Rabu (12/3/2025)

|
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
zoom-inlihat foto Pokmaswas Sandominggo di Larantuka Selamatkan Penyu Hijau yang Tersangkut Kail Nelayan
TRIBUNFLORES.COM/HO-EGEDIUS FERNANDEZ
PENYELAMATAN- Penyelamatan seekor penyu hijau yang tersangkut kail nelayan di Larantuka oleh anggota Pokmaswas Sandominggo Larantuka di Flores Timur, Rabu 12 Maret 2025. Penyu hijau ini telah dilepaskan kembali ke laut.

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) Sandominggo menyelamatkan seekor penyu hijau dari jeratan kail nelayan di perairan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, Rabu (12/3/2025). 

Diketahui penyu hijau betina itu berukuran panjang 45 cm, lebar 37 cm dan berat 15 kilogram itu mengalami luka di siripnya karena kail.

Nikolaus da Silva, anggota Pokmaswas Sandominggo dalam keterangannya kepada TribunFlores.Com menjelaskan penemuan penyu hijau itu dilaporkan Laurensius D Diaz, relawan Berguna Kelurahan Lokea yang sedang memancing dengan mata kail dan tali pancing besar.

Penyu tersebut ditemukan saat Laurensius tersangkut pada kail saat ia hendak menggulung senar. Penyu yang tersangkut kail itu sempat melakukan perlawanan dan sirip depannya terluka karena kail. 

 

Baca juga: Puluhan Kambing di Kojagete Terserang Scabies, Dinas Pertanian Sikka Imbau Peternak Waspada

 

 

Nikolaus menyebut pengurus Berguna dan Pokmaswas Sandominggo melakukan pendataan, identifikasi karena dikhawatirkan ada luka maupun fraktur pada sirip penyu yang terkena kail.

Setelah melakukan identifikasi, penyu hijau itu dilepaskan di perairan pantai kawasan perlindungan terumbu karang Larantuka. 

Pelepasan penyu ini kata Nikolaus dilakukan Ketua LPMK Kelurahan Larantuka Fransiskus C Fernandez, disaksikan Lurah Larantuka, ketua RT/RW, Tim Berguna, anggota Pokmaswas Sandominggo.

 

Baca juga: Pokmawas di Manggarai Barat Lepas 3.000 Penyu ke Taman Nasional Peraran Laut Sawu

 

Penyu Hijau

Dilansir dari laman resmi TN Bunaken, menjelaskan penyu hijau (Chelonia mydas) adalah penyu laut besar yang termasuk dalam keluarga Cheloniidae. Hewan ini adalah satu-satunya spesies dalam golongan Chelonia.

Penyu hijau memiliki tempurung punggung (karapas) yang terdiri dari sisik-sisik yang tidak saling tumpang tindih. Warna karapas pada bagian punggung tukik penyu hijau berwarna hitam, pada saat remaja warnanya menjadi coklat dengan radiating coretan (bercak korosi yang menyebar) dan warnanya menjadi sangat bervariasi ketika sudah dewasa.

Penyu hijau memiliki panjang lebih dari 0,9 m sampai 1,5 m dengan berat mencapai 391,95 kg dan memiliki cakar yang tajam pada kaki di depannya.

Penyu hijau dewasa adalah herbivora (pemakan tumbuhan), yang memakan alga, lamun dan rumput laut. Penyu hijau remaja dan tukiknya adalah omnivora (pemakan segala) dan biasanya ditemukan sedang memakan hewan tidak terbatas di belakang seperti kepiting, ubur-ubur dan spons. Penyu hijau mencapai kematangan seksi pada usia antara 20 hingga 50 tahun.

Mereka melakukan migrasi dengan jarak yang sangat jauh dari ruaya pakan hingga ke habitat peneluran, yang juga merupakan tempat kelahiran mereka. Penyu hijau jantan dapat kawin setiap tahun, namun penyu hijau betina hanya dapat kawin dalam setiap dua tahun hingga empat tahun sekali. (CNA)

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved