Guru Korban Serangan KKB di Papua

Jenazah Guru Korban Serangan KKB di Yahukimo Tiba di Flores Timur NTT

Jenazah Rosalia Rerek Sogen (30), guru korban serangan KKB di Yahukimo, Papua Pegunungan tiba di Larantuka, Flores Timur, NTT, Selasa sore 25 Maret.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
SAMBUT JENASAH- Keluarga menyambut jenazah Rosalia,guru korban serangan KKB yang telah tiba di Bandara Gewayantana Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa, 25 Maret 2025. 

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Jenazah Rosalia Rerek Sogen (30), guru korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025) akhirnya tiba di Bandara Gewayantana Larantuka, Flores Timur, NTT, Selasa (25/3/2025) sore.

Diketahui jenazah guru muda yang pernah mengabdi hampir dua tahun di pedalaman Papua itu diberangkatkan dari Jayapura ke Ambon, lalu ke Flores Timur. 

Tiba di Bandara Gewayantana Larantuka, jenazah Rosalia disambut isak tangis ayah dan ibu kandung korban, keluarga, ratusan guru berseragam PGRI, Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur, Forkopimda hingga masyarakat.

Dari bandara, jenazah Rosalia diantar ke Kantor Bupati Flores Timur untuk diterima secara protokol dan diberi penghormatan oleh pemerintah Kabupaten Flores Timur atas gugurnya pahlawan tanpa tanda jasa itu di pedalaman Papua.

 

Baca juga: Wajah Murung Guru Flores Timur Sambut Jenazah Korban KKB Papua

 

 

Setelah penerimaan di Kantor Bupati Flores Timur, jenazah diantar ke rumah duka di Lewotala, Kecamatan Leolema.

Dalam berita TribunFlores.Com sebelumnya, sebuah mobil putih tiba-tiba keluar dari dalam bandara, membawa peti warna biru terbungkus plastik bening. Isak tangis pecah diiringi lagu "Himne Guru".

Maria Natalia Ana Yusti (35), salah satu dari ratusan guru, mengatakan guru-guru sangat prihatin dengan nasib tragis yang dialami Rosalia Sogen.

Menurutnya, Rosalia berjiwa besar dan mulia karena mendedikasikan hidupnya sebagai guru yang mencerdaskan generasi bangsa sekalipun di tempat berbahaya seperti pegunungan Papua.

"Jiwanya sangat besar. Tetapi sebagai guru dan sesama perempuan, kami sangat sakit hati," ungkap Natalia. (CBL)

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved