Paus Yohanes Paulus II

Mengenang 20 Tahun Wafatnya Santo Yohanes Paulus II, Paus Kedua yang Kunjungi Indonesia

Hari ini 20 tahun lalu tepatnya 5 April 2005 jutaan umat Katolik seluruh dunian berkabung atas wafatnya Santo Yohanes Paulus II.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/DOK-BUKU DIA DATANG
RITAPIRET- Paus Yohanes Paulus II saat pagi hari 12 Oktober 1989 di Seminari Tinggi St Petrus Ritapiret, Maumere, Flores, NTT. 

TRIBUNFLORES.COM, VATIKAN- Hari ini 20 tahun lalu tepatnya 5 April 2005 jutaan umat Katolik seluruh dunian berkabung atas wafatnya Santo Yohanes Paulus II, Paus kedua yang mengunjungi Indonesia pada Oktober 1989 lalu.

Santo Yohanes Paulus II dikenang sebagai pembela kehidupan, martabat manusia, dan kebebasan beragama. Sebagian besar orang mengingat desakannya terhadap komunisme. Namun, hanya sedikit yang mengingat ajaran-ajaran kenabiannya yang lain, yang sangat relevan di masa-masa kelam dalam sejarah kita.

Pada tahun 2000, sebagian besar dunia kita masih dimabukkan oleh gagasan tentang “akhir sejarah” setelah runtuhnya Tembok Berlin. Sementara itu, di negara-negara bekas Blok Timur, konsumerisme dan sekularisasi lebih menyebar daripada kebangkitan iman.

Paus Polandia memilih untuk membawa patung Bunda Maria Fatima ke Lapangan Santo Petrus dan mengucapkan kata-kata yang pada saat itu tidak dihiraukan: “Umat manusia berdiri di persimpangan jalan. Sekarang manusia memiliki alat dengan kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya: ia dapat mengubah dunia ini menjadi taman atau menguranginya menjadi tumpukan puing-puing.”

 

Baca juga: Jejak Kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada Oktober 1989 di Maumere Pulau Flores

 

 

Pada awal 1991, Paus Yohanes Paulus II menentang Perang Teluk Pertama dan ditinggalkan oleh para pemimpin Barat yang, hanya dua tahun sebelumnya, memuji perannya di Eropa Timur.

Pada tahun 2003, ia bahkan lebih tegas lagi dalam menentang perang ketika, berdasarkan bukti-bukti palsu, beberapa negara Barat melancarkan perang kedua melawan Irak.

Sudah menderita penyakit Parkinson dan secara fisik melemah, Paus Yohanes Paulus II merasa harus memperingatkan para kepala pemerintahan yang masih 'muda' yang memimpin kampanye Teluk yang baru ini.

Ia mengingatkan mereka akan kengerian Perang Dunia yang lalu, yang ia, sebagai penerus Petrus yang sudah lanjut usia dan putra seorang martir, telah mengalaminya sendiri.

Penggantinya sekarang menggemakan seruan yang sama, sekali lagi berdiri sendirian melawan kegilaan perang.

Sumber: Vatikan News

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved