Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 4 April 2025, Membantu Orang Lemah

Mari simak renungan harian Katolik Jumat 4 April 2025. Tema renungan harian Katolik membantu orang lemah.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-ANGGY BOEKAN
IKUT MISA - Umat saat misa di Gereja Paroki St. Yohanes Rasul Pringwulung, Jogjakarta, Minggu 16 Februari 2025. Mari simak renungan harian Katolik Jumat 4 April 2025. Tema renungan harian Katolik membantu orang lemah. 

Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.

Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus.

 Dalam Bacaan Injil Yohanes 7:1-2,10,25-30 hari ini mengisahkan tentang, orang-orang Yahudi semakin penasaran untuk menangkap dan membunuh Yesus.

Mengapa mereka mau membunuh Yesus yang tidak melakukan kesalahan itu?. Bacaan pertama memberi jawaban atas pertanyaan ini. Dikatakan dalam bacaan pertama tentang rancangan orang fasik:

“Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita dia menjadi gangguan dan menentang pekerjaan kita.”

Orang-orang Yahudi yang ingin membunuh Yesus bukanlah orang fasik tetapi orang-orang yang gagal melihat pekerjaan baik Yesus sebagai pekerjaan Allah sendiri. Sungguh ironis bahwa Yesus yang mengajarkan keutamaan dan melakukan pekerjaan baik itu justru menjadi batu sandungan bagi mereka.

Rupanya ketaatan yang buta terhadap hukum dan ajaran agama membuat mata hati mereka tertutup bagi karya Allah lainnya.

Allah dapat bersabda lewat macam-macam orang dan macam-macam peristiwa, bahkan tidak harus dia seorang nabi atau melalui peristiwa-peristiwa besar. Demikian juga karya Allah dapat terwujud dalam segala macam cara.

Kita sendiri tahu bahwa penghayatan iman yang sempit akan menghasilkan bencana yang tidak seharusnya terjadi bagi diri sendiri dan sesama. Betapa banyak orang tak berdosa harus mati oleh karena sempitnya penghayatan iman ini?.

Banyak contoh bagaimana orang dapat dengan tega menyengsarakan dan membunuh orang lain yang tanpa dosa atas nama agama. Sungguh suatu kenyataan yang menyedihkan jika agama dijadikan alasan untuk saling menghancurkan antar sesama.

Maka pengenalan akan Tuhan pun bukan sesuatu yang kita peroleh karena kata orang, atau melalui pelajaran-pelajaran agama yang kita peroleh semasa di bangku sekolah melainkan berasal dari pengalaman yang kita alami sendiri dan melalui rahmat-Nya yang cuma-cuma untuk kita.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved