Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Sabtu 5 April 2025, Periksa Dulu Sebelum Melemparkan Tuduhan 

Mari simak renungan harian  Katolik Sabtu 5 April 2025. Tema renungan harian Katolik periksa dulu sebelum melemparkan tuduhan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
RENUNGAN HARIAN KATOLIK PATER JOHN LEWAR - Mari simak renungan harian  Katolik Sabtu 5 April 2025. Tema renungan harian Katolik periksa dulu sebelum melemparkan tuduhan. 

Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea?

Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Meditatio: 

Dalam membangun hidup bersama terdapat banyak sekali tantangan. Melalui media sosial orang sangat mudah menyebarkan berita bohong, fitnah, dan ancaman bahkan  menghakimi sesamanya dengan kata-kata dan penilaian negatif. Tanpa mengecek kebenaran terlebih dahulu, seseorang bisa menjadi „hakim‟ yang menjatuhkan sanksi sosial kepada orang lain. Tak jarang penilaian sosial atau cap sosial bisa menjatuhkan nama baik seseorang.   Demikian yang terjadi dengan Nabi Yeremia. Dia diutus untuk menyampaikan kepada raja Israel dan para pemimpin tentang ketidaksetiaan mereka pada “Perjanjian”dengan Allah dan hukuman yang akan ditimpahkan kepada mereka. 

Kritikan yang disampaikan sang Nabi, ternyata menuai ancaman dan siksaan terhadap dirinya. Walaupun demikian, Yeremia setia melaksanakan tugas kenabiannya (Yeremia 11:18-20).  Yesus Kristus dalam pewartaan-Nya juga mengalami hal yang sama.  Kehadiran Yesus membangkitkan pertentangan di kalangan masyarakat. Bermula dari Yesus yang memperkenalkan diri-Nya sebagai sumber air hidup, Ia mengajak orang-orang yang haus untuk datang kepada-Nya dan minum. Ia akan memberi mereka kelegaan. “ Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaku dan minum! Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup”(Yohanes 7: 37-38). Air hidup yang dimaksud Yesus ternyata adalah Roh(Yohanes 7: 39). Ia akan mencurahkan Roh kepada orang-orang yangpercaya, yang memungkinkan mereka ikut serta dalam kemuliaan-Nya kelak. 

Perkataan Yesus itu seketika memancing pertentangan. Pertentangan terjadi antara masyarakat yang percaya kepada-Nya dan yang tidak percaya, antara para penjaga dan kelompok imam kepala serta orang Farisi, juga di antara kelompok itu sendiri. Mereka berdebat dan berselisih pendapat. Orang-orang yang percaya mendasarkan kepercayaan mereka pada perkataan-perkataan Yesus yang mereka dengar sendiri. “Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang...Ia ini Mesias”(Yohanes 7:40-41a). Ada banyak orang yang percaya kepada Yesus bahwa Dia adalah Mesias, Utusan Allah. mereka itu adalah kelompok Kaum kecil, tersingkir, para pendosa, pemungut cukai. Ada juga para penjaga (prajurit) dan ahli kitab seperti Nicodemus. Mereka percaya dan membela Yesus. Sementara itu, orang-orang yang tidak percaya menunjuk 
teks Kitab Suci sebagai alasan. Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!  Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."(Yoh 7:41b-42).  

Imam-imam kepala dan orang Farisi yang menginginkan Yesus ditangkap,  gusar 
karena para penjaga tidak melaksanakan perintah itu. Mereka marah sekaligus 
cemas karena semakin banyak orang, termasuk bawahan-bawahan mereka 
sendiri, percaya kepada Yesus. Dengan dasar Kitab Suci, mereka lalu menuduh 
Yesus sebagai penyesat bangsa. Tampak dalam diri mereka adalah mekanisme 
pembelaan diri, kalau perlu dengan kekerasan. Kekerasan itu tampak dalam cap 
yang mereka berikan kepada orang banyak, sebagai orang yang tidak mengenal 
hukum  Taurat dan terkutuk. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan dengan 
kata-kata. Namun, satu di antara mereka, yakni Nikodemus, membela Yesus. 
Dengan dasar Kitab Suci pula, Nikodemus mengingatkan agar rekan-rekannya 
melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum melemparkan tuduhan. Orang 
tidak boleh dinyatakan bersalah secara sembarangan.  

Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita supaya jangan cepat menghakimi sesama dengan hanya melihat bagian luarnya saja. Mungkin ada di antara kita yang pernah terpengaruh sikap yang lebih cepat mengadili atau menghakimi, berprasangka buruk mengklarifikasinya daripada melihat kebaikan sesama sebelum Kita diajak untuk melakukan pertobatan. Pertobatan dalam hal apa? Pertobatan dalam bersikap tidak mudah menghakimi. Kita juga diingatkan untuk melihat dan mengenal Yesus di dalam diri sesama. Kita juga diingatkan untuk lebih melihat hal-hal baik di dalam diri sesama kita. Maukah Anda? 

Missio:  

Awal mula dan asal muasal sebuah pertentangan karena kita langsung menuduh dan menghakimi orang. Bersikap bijaksana seperti  Nikodemus yang memberikan solusi agar senantiasa mendengar pihak lain dan dengan mata iman dalam memeriksa perkara.  

Doa:  

Bapa yang maha rahim, kami bersyukur atas kasih yang menuntun kami pada jalan kebenaran. Kami mohon kepada- Mu agar memperkuat iman kami, sehingga kami berani mempertahankan dan membela kebenaran demi keselamat- an sesama kami. Amin.  Sahabatku yang terkasih,  

Selamat Hari Sabtu, hari ke 28 Prapaskah. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.  (kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved