Wisata Manggarai
Pendakian ke Kampung Wae Rebo Dibatasi hingga Pukul 4 Sore
Lembaga Pelestarian Budaya Kampung Wae Rebo, Kabupaten Manggarai, NTT, membatasi waktu pendakian wisatawan ke Wae Rebo hingga jam 4 sore.
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, RUTENG- Lembaga Pelestarian Budaya Kampung Wae Rebo di Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, NTT, membatasi waktu pendakian ke Wae Rebo hingga pukul 16.00 Wita atau 4 sore.
Batas waktu pendakian ini mulai berlaku Senin (7/4/2025). Informasi ini dibagikan akun media sosial resmi @waerebo.official mengenai batas waktu pendakian pengunjung atau wisatawan yang hendak ke Wae Rebo.
"Batas waktu pendakian/tracking ke Waerebo paling lambat pukul 16.00 Wita untuk keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan,"keterangan dalam postingan IG @waerebo.official.
Kampung Wae Rebo adalah sebuah kampung adat tertua dan salah satu cagar budaya di wilayah Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Makna di Balik 7 Rumah Adat "Mbaru Niang di Kampung Wae Rebo, Desa Terindah di Dunia
Kampung adat ini terletak di Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai dengan ketinggian 1120 meter di atas permukaan laut atau mdpl.
Lokasinya yang tinggi membuat desa tersebut dijuluki sebagai “Surga di Atas Awan" di Pulau Flores. Kampung ini berada di tempat terpencil dan dikelilingi pegunungan dan hutan tropis lebat.
Hutan ini merupakan hutan larangan, masyarakat tidak ada yang mengambil kayu dari hutan ini, sehingga kelestariannya sangat terjaga.
Karena keindahannya, Kampung Wae Rebo dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index pada Maret 2024l lalu.
Baca juga: Liburan Lebaran 2025, Ini 5 Museum Destinasi Wisata Edukasi Anak Sekolah di NTT
Selain itu, kampung adat ini meraih anugerah tertinggi dalam UNESCO Asia-Pacific Awards for Heritage Conservation 2012 di Bangkok pada Agustus 2012.
Kampung adat ini layaknya surga tersembunyi dengan keindahan alam, budaya, sejarah. Di kampung ini ada tujuh rumah adat dalam bahasa Manggarai disebut mbaru niang dengan arsitektur yang tradisional dan khas budaya Manggarai.
Bahan yang digunakan untuk membuat rumah tradisional di Wae Rebo antara lain, kayu, Bambu, dan rotan. Sedangkan atapnya terbuat dari ijuk dan ilalang yang ditumpuk. Lapisan ijuk dipasang di lapisan atas (luar), sedangkan ilalang di bagian bawah (dalam).
Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, mbaru niang bentuknya kerucut, karena bentuknya kerucut, runcing di bagian atas dengan atap ijuk yang menjuntai hingga ke tanah atau juga mbaru gendang karena di rumah ini disimpan gendang pusaka milik kampung yang digunakan dalam setiap kegiatan upacara adat. (KAN).
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
Wae Rebo Flores NTT
Wae Rebo
Wisata Manggarai
Wisata Labuan Bajo
wisata ntt
batas waktu pendakian
Pulau Flores NTT
TribunEvergreen
TribunFlores.com
Makna di Balik 7 Rumah Adat "Mbaru Niang'' di Kampung Wae Rebo, Desa Terindah di Dunia |
![]() |
---|
9 Destinasi Wisata Alam di NTT Wajib Dikunjungi saat Libur Lebaran 2025 |
![]() |
---|
Makin Hijau dan Indah, 16 Destinasi Wisata Padang Sabana di NTT Bikin Takjub |
![]() |
---|
Wae Rebo Masih Ditutup, Ada 2 Rekomendasi Wisata Kampung Adat di Manggarai yang Bisa Kunjungi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.