Festival Bale Nagi 2025

Keberagaman Budaya hingga Teater Angkat Isu Erupsi dan Kisah Rosalia Sogen Tampil di FBN 2025 

Keberagaman budaya Lamaholot, seni pertunjukan hingga pameran ekonomi kreatif ditampilkan dalam Festival Bale Nagi 24-26 April 2025 di Larantuka.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
KETERANGAN- Kepala Dinas Pariwisata Flores Timur, Silvester Suban Toa Kabelen, saat memberikan sambutan peluncuran Festival Bale Nagi 2025 pada Jumat, 14 Maret 2025 lalu di gedung Perpustakaan Daerah Flores Timur, Larantuka. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORESCOM, LARANTUKA- Keberagaman budaya Lamaholot, pentas seni pertunjukan hingga pameran ekonomi kreatif ditampilkan dalam Festival Bale Nagi 24-26 April 2025 di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Festival tahunan ini mengankat tajuk "Tora Ada Tora Berkarya" menjadi panggung bagi 42 talent di antaranya ada sanggar seni, musisi, dan ekononi kreatif berjumlah 80 stand selama tiga hari di Taman Kota Larantuka.

Digelar pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Flores Timur, festival ini melibatkan kumpulan seniman dari Flores Timur, Kabupaten Lembata dan Kabupaten Sikka.

Kepala Disparbud Flores Timur, Silvester Suban Toa Kabelen, mengatakan festival diawali dengan karnaval oleh ribuan peserta memakai busana daerah dari dua titik, Kantor Bupati dan Polres Flores Timur ke Taman Felix Fernandez Larantuka.

 

Baca juga: Festival Bale Nagi, Investasi Keberlanjutan Pembangunan Wisata dan Ekonomi Kreatif di Flores Timur 

 

 

"Besok pukul 14.00 Wita pelepasan karnaval budaya dengan dua titik. Dari Kantor Bupati itu untuk dewasa, kalau SD dan TKK pelepasan di polres. Finishnya di taman kota," ujar Silvester, Rabu, 23 April 2025.

Setelah selesai seremonial pembukaan, kata Silvester, dilanjutkan dengan pameran budaya seperti pentas teater dan ekonomi kreatif. Dia mengajak warga Flores Timur datang melihat dan berpartisipasi dalam Festival Bale Nagi.

Silvester menerangkan, Festival Bale Nagi tak hanya menampilkan soal keberagaman budaya setempat dan mengakomodir kreatifitas orang muda, tetapi mengangkat isu-isu fundamental yang terjadi, seperti erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, lingkungan/ekologi, dan kekerasan.

Selain bencana erupsi gunung dan isu ekologi, pihaknya juga mengangkat kisah Rosalia Rerek Sogen (30), guru yang meninggal dunia dalam serangan brutal KKB di pedalaman Papua.

 

Baca juga: 15 Ribu Pengunjung Ditargetkan Kunjungi Festival Bale Nagi 24-26 April 2025 di Flores Timur NTT

 

"Ada pahlawan pendidikan, ibu Rosalia Sogen nanti diangkat dalam teater, kemudian tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta isu ekologi," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved