Berita NTT

Kadis P dan K NTT Sebut Pantun Ubur-ubur Ikan Lele Minim Referensi

Dalam arahannya, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT ini mengatakan budaya literasi masih menjadi PR besar bagi pendidikan di NTT. 

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY GUNU GOKOK
BERI ARAHAN - Kadis P dan K- Ambrosius Kodo, S, Sos., M.M dalam arahan sekaligus membuka Festival Literasi Sastra Daerah di Kabupaten TTS, Minggu(27/4/2025). 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

TRIBUNFLORES.COM, SOE- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ambrosius Kodo, S. Sos., M.M memberikan arahan dan membuka Festival Literasi Sastra Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan, di SMA Negeri I Soe, Kota Soe, Kabupaten TTS, pada Minggu (27/4/2025).

Dalam arahannya, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT ini mengatakan budaya literasi masih menjadi PR besar bagi pendidikan di NTT. 

"Memberikan semangat membaca harus dari sekolah. Guru-guru harus mulai membaca terlebih dahulu, agar anak didik bisa melihat contoh dan keseriusan kita meningkatkan literasi. Guru yang punya kompetensi adalah jendela bagi muridnya," sebut Ambrosius.

Baca juga: Gubernur NTT Apresiasi Pemda Matim dan Desa Compang Ndejing Gelar Festival Pantai Ligota

 

Ia juga menggambarkan kondisi literasi NTT. Dimana pada tahun 2023 capaian literasi NTT tidak menggembirakan. Dari 8.801 sekolah yang menenuhi standar atau rata-rata literasi hanya 1.961 sekolah saja. 

Selain itu, Kadis P dan K Provinsi NTT juga mengapresiasi festival literasi sastra daerah ini. Ia menyebut kegiatan ini sesunggunya sebagai penegak ikrar dan kesadaran bahwa NTT bagian dari NKRI yang bhineka tunggul ika.

"Orang sering kenal NKRI harga mati, saya lebih suka menyebutkan NKRI harga bersaing. Sebagai komitmen kita bersaing dengan negara lain, peningkatan literasi sebagai upaya membangun NTT dan Indonesia melalui pendidikan," tambahnya.

Ia melanjutkan bahwa untuk mewujudkan kondisi tersebut perlu kesadaran dan komitmen sebagai warga NRKI dan insan pendidikan. Bahwa dengan niat sungguh, untuk peningkatan kemampuan literasi sebagai fondasi utama pembangunan sumber daya manusia NTT.

"Kita kalau tidak ada semangat membaca, maka tidak ada referensi yang cukup di otak kita. Literasi penting karena diskusi yang berisi, perlu referensi yang cukup untuk diskusi itu bisa menghasilkan. Kita di dinas selalu terbuka, agar tidak ada kesan Kadis otoriter. Pada dasarnya perbedaan itu indah," tambahnya.

Selanjutnya penggambaran terkait kondisi minim sastra budaya di NTT, Kadis P dan K NTT mengapresiasi upaya ini di Kabupaten TTS.

"TTS bisa maka NTT bisa. Kita mulai dari TTS dan semoga daerah lain bisa melihat ini sebagai contoh. TTS akan ada di depan karena sudah memulai ini," pujinya.

Ia menyebutkan tren pantun 'ubur-ubur ikan lele' adalah pantun yang minim referensi. Padahal menurutnya membuat pantun harus bisa lebih baik dan konsisten pada aturan penulisannya. 

Selain itu Kadis P dan K Provinsi NTT juga menekankan pentinya evaluasi menjelang hari pendidikan nasional pada (2/5/2025) mendatang. 

"Kegiatan ini juga dilakukan untuk menyongsong hardiknas 2025. Mari kita jadikan hardiknas ini menjadi momentum refleksi. Apa yg sudah kita berubah pada pendidikan kita sejauh ini," jelasnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved