Berita Flores Timur
Tukang Rumah Contoh untuk Korban Bencana di Flotim Mogok Kerja karena Tak Sepakat dengan Upah
Pengerjaan satu rumah contoh korban bencana alam di wilayah Waidoko, Kecamatan Titehena, Flores Timur, NTT, tak berlanjut karena tukang mogok.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Cristin Adal
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Pengerjaan satu unit rumah contoh untuk korban bencana alam di wilayah Waidoko, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, tak berlanjut lantaran tukang bangunan mogok karena tak sepakat dengan upah.
Tiga rumah contoh pertama masing-masing untuk dua pengungsi mandiri korban Gunung Lewotobi Laki-laki dan korban konflik sosial di Adonara. Satu titik dibangun di Waidoko, satu di Kota Larantuka, dan satu di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat.
Di Waidoko, tidak ada aktivitas pengerjaan oleh tukang yang disebut berasal dari Desa Nobo. Lokasi itu terdapat bekas galian fondasi.
Tak Sepakat dengan Upah
Usut punya usut, ternyata tukang mogok kerja karena tak sepakat dengan upah Rp 8.000.000, sementara sang tukang dituntut kerja 10 hari.
Baca juga: Rumah Contoh Penyintas Gunung Lewotobi dan Konflik Sosial di Adonara Mulai Dikerjakan
"Ini kan namanya kerja gila. Kasih upah sedikit, tapi dipaksa kerja. Uang Rp 8 juta terlalu murah tapi kami macam dipaksa kerja selama 10 hari saja ini," kata seseorang di rumah contoh. Dia meminta namanya dirahasiakan, Rabu (14/5/2025).
Mogok Kerja
Hal ini menjadi pemicu tukang mogok kerja. Mereka menuntut transparansi pembayaran uang. Pekerjaan tak akan dilanjutkan jika tidak ada sikap terbuka.
"Pasir dan batu sudah bongkar, tinggal kerja saja, tapi tukang sudah hentikan. Mereka tidak mau kerja lagi," ungkapnya.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, terdapat tiga tumpukan batu merah, satu tumpukan pasir, dan batu. Lubang fondasi sudah digalih. Ada beberapa pengungsi mandiri tampak mendirikan pondok di sekitar tempati itu.
Kalak BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, dihubungi via sambungan telepon berada di luar jangkauan. Pesan whatsapp centang satu atau belum terkirim.
Baca juga: Tak Menyerah di Tengah Erupsi Lewotobi, Yois Tolok Bertahan dengan Usaha Bengkel Modifikasi
Sehari sebelumnya, Selasa, 14 Mei 2025 sore, Fredy memberikan pernyataan bahwa rumah contoh di tiga lokasi mulai dikerjakan sejak beberapa waktu lalu.
"Satu titik di Waidoko, satu di Larantuka, dan satu di Adonara," katanya kepada wartawan.
Menurut Fredy, rumah contoh berukuran 6×6 meter. Salah satu penyintas bencana asal Desa Klatanlo yang mengungsi mandiri di Larantuka, Emerensiana Labina, mendapatkan bantuan pertama melalui rumah contoh.
"Kalau di Bugalima (Adonara) itu ada 52 unit rumah, yang rumah contoh sedang dibangun tapi yang lain sedang dikerjakan fondasinya," katanya.
Keseriusan Pemerintah
Selain menunjukkan tipe rumah kepada publik, demikian Fredy, pengerjaan itu sebagai bentuk keseriusan pemerintah membantu para korban bencana.
Fredy menyadari penyiapan lahan untuk proyek relokasi ribuan warga desa di dua kecamatan paling terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ke hunian tetap (huntap) belum final.
Berulang kali lahan potensial yang ditunjuk Pemda Flores Timur selalu kandas lantaran muncul desas-desus penolakan. Paling terbaru lahan Hokablolo di Kecamatan Titehena yang sudah dibatalkan Pemda Flores Timur. (cbl)
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
Rumah Contoh Korban Bencana
tukang mogok
Upah Rendah
Bencana Alam di Flotim
Pengerjaan Rumah Contoh
Penyintas Erupsi Lewotobi
BPBD Flores Timur
Kecamatan Titihena
Waidoko Flotim
NTT
Flores Timur
TribunFlores.com
Rumah Contoh Penyintas Gunung Lewotobi dan Konflik Sosial di Adonara Mulai Dikerjakan |
![]() |
---|
Disparbud Flores Timur akan Gelar Solor Fun Run Juni Mendatang, Gelontorkan Dana Rp 500 Juta |
![]() |
---|
Lewati Masa Sulit di Camp Pengungsi, Siswa Penyintas Lewotobi Lulus 100 Persen |
![]() |
---|
Aparat TNI-POLRI Amankan Tiga Pucuk Senjata Rakitan di Desa Ilepati Pasca Konflik Adonara, NTT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.