Berita NTT

GG Mart Milik GMIT Resmi Dilaunching di Kupang, jadi Tempat Jual Beli Produk Lokal 

GG Mart, tempat penjualan milik Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) resmi dilaunching. Tempat ini menjadi titik penjualan berbagai produk lokal yang

Editor: Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
PRODUK - Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Ketua Sinode GMIT Pdt Samuel Pandie saat melihat produk lokal di peluncuran GG Mart milik Sinode GMIT. Kamis, (26/6/2025). 

"Kami mau membuktikan bahwa gereja datang bukan untuk meminta. Itu konsep yang salah, kami mau datang dengan suatu keyakinan bahwa gereja bisa menjanjikan kehidupan. Kalau kita kerja sama, saya kira akan luar biasa," katanya. 

Sementara itu, Gubernur NTT Melki Laka Lena mengaku ini adalah sesuatu yang baik. Dia baru menemukan langkah seperti ini di GMIT. 

"Saya belum menemukan, untuk sampai membuat GG Mart ini. Lebih cepat GMIT punya," kata Gubernur NTT Melki Laka Lena dalam sambutannya. 

Kondisi global saat ini membuat semua orang harus bersiap dan cepat membuat perubahan di berbagai daerah. UMKM, kata dia, adalah penjaga setia ekonomi daerah dan nasional. UMKM berkontribusi 60 persen dalam ekonomi nasional dan menyerap banyak orang. 

UMKM perlu diperhatikan secara serius. Potensi yang ada di NTT kerap dibiarkan tetapi banyak dimanfaatkan orang lain di luar NTT. Salah satunya seperti madu. 

Melki Laka Lena mengatakan, pernah bertemu dengan seorang pengusaha di Jakarta yang menjual produk madu Amfoang. Padahal, madu ini diproduksi dengan budaya dan memiliki nilai jual masih cukup rendah. 

"Ini menunjukkan potensi NTT ini luar biasa. Sehingga kita mesti mendorong potensi lokal di NTT agar dia naik kelas," katanya. 

Dia berkata, kalau sertifikasi halal yang disiapkan pemerintah memang cukup besar. Persoalannya bukan pada urusan agama, tetapi lebih kepada ekonomi. 

Baca juga: Cristiano Ronaldo Hampir Perpanjang Kontrak Dengan Klub Arab Saudi Al-Nassr

Sehingga GMIT perlu masuk ke segmen itu. Karena di pasar ekonomi dunia, sertifikasi halal sangat berpengaruh pada pendapatan ekonomi. 

"GMIT sudah memulai untuk membuat ekonomi jemaat. Satu gereja satu produk dan itu pasti bisa. Persoalan orang NTT itu, dia mau atau tidak. GG Mart menjadi jendela," ujarnya. 

Dia menyarankan agar semua produk NTT bisa juga terhubung ke sektor digital. Karena, ia ingin semua produk yang ada di NTT harus menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Sebab, seringkali produk lokal masuk ke supermarket ternama lainnya, sangat sulit karena punya standar berbeda. 

Kalau memiliki outlet sendiri, maka produk lokal akan lebih memiliki nilai jual secara bebas. Tapi, tetap memegang aturan-aturan yang berlaku. 

Dia juga berharap agar semua agama di NTT bisa melakukan hal yang sama. Apalagi, di tengah situasi sulit ini perlu gerakan bersama untuk membangun ekonomi umat. (fan)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved