Hari Doa Sedunia
Hari Doa Sedunia ke 10 untuk Peduli Ciptaan, Paus Leo XIV Kutip Ensiklik Laudato si'
Paus Leo XIV mendesak umat Kristiani dan semua orang yang berkehendak baik untuk menyadari kebutuhan mendesak akan keadilan lingkungan dan sosial.
Luka-luka ini, katanya, adalah “akibat dari dosa,” sebuah pengkhianatan terhadap perintah Alkitab untuk tidak mendominasi ciptaan, tetapi untuk “mengolah dan memeliharanya,” sebuah panggilan untuk mengolah dan melestarikan Bumi melalui hubungan yang penuh kepedulian dan tanggung jawab.
Keadilan lingkungan sebagai sebuah keharusan moral
Pesan Paus menegaskan kembali komitmen Gereja terhadap “ekologi integral”, sebuah konsep yang menjadi inti dari Laudato si'. Keadilan lingkungan, Bapa Suci menegaskan, bukanlah suatu hal yang abstrak atau sekunder, tetapi merupakan “tugas yang lahir dari iman.”
“Bagi orang beriman,” tulisnya, “alam semesta mencerminkan wajah Yesus Kristus, yang di dalam-Nya segala sesuatu diciptakan dan ditebus.” Dalam hal ini, merawat planet ini tidak hanya menjadi kebutuhan ekologis tetapi juga panggilan spiritual dan moral yang mendalam.
Alam sebagai medan pertempuran
Dia menyesalkan fakta bahwa alam itu sendiri telah menjadi “alat tawar-menawar,” tunduk pada kebijakan dan praktek yang memprioritaskan keuntungan di atas manusia dan planet ini. Dari lahan pertanian yang penuh dengan ranjau darat hingga konflik atas air dan bahan mentah, Paus Leo melukiskan gambaran yang menyedihkan tentang ciptaan yang “berubah menjadi medan perang” untuk kontrol dan dominasi.
Luka-luka ini, katanya, adalah “akibat dari dosa,” sebuah pengkhianatan terhadap perintah Alkitab untuk tidak mendominasi ciptaan, tetapi untuk “mengolah dan memeliharanya,” sebuah panggilan untuk mengolah dan melestarikan Bumi melalui hubungan yang penuh kepedulian dan tanggung jawab.
Keadilan lingkungan sebagai sebuah keharusan moral
Pesan Paus menegaskan kembali komitmen Gereja terhadap “ekologi integral”, sebuah konsep yang menjadi inti dari Laudato si'. Keadilan lingkungan, Bapa Suci menegaskan, bukanlah suatu hal yang abstrak atau sekunder, tetapi merupakan “tugas yang lahir dari iman.”
“Bagi orang beriman,” tulisnya, “alam semesta mencerminkan wajah Yesus Kristus, yang di dalam-Nya segala sesuatu diciptakan dan ditebus.” Dalam hal ini, merawat planet ini tidak hanya menjadi kebutuhan ekologis tetapi juga panggilan spiritual dan moral yang mendalam.
Benih yang berbuah
Mendorong tindakan nyata, Paus Leo menyerukan ketekunan dan cinta dalam menabur “benih-benih keadilan” yang pada waktunya akan menghasilkan buah perdamaian. Ia mengutip proyek Borgo Laudato Si di Castel Gandolfo sebagai contoh nyata bagaimana pendidikan dan kehidupan masyarakat yang berakar pada nilai-nilai ekologi dapat membentuk masa depan yang adil dan penuh harapan.
“Ini mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun,” Paus mengakui, “tetapi tahun-tahun yang melibatkan seluruh ekosistem yang terdiri dari kesinambungan, kesetiaan, kerja sama, dan cinta.”
Sebuah berkat untuk masa depan
Menutup pesannya dengan doa untuk pencurahan Roh Allah, Paus Leo XVI memohon pengharapan akan Kristus yang telah bangkit sebagai cahaya penuntun bagi dunia yang merindukan kesembuhan.
“Semoga [Laudato si'] terus menginspirasi kita,” tulisnya, “dan semoga ekologi integral semakin diterima sebagai jalan yang benar untuk diikuti.” (sumber: vaticannews.va)
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
Peringatan Santo 3 Juli: Santo Thomas Rasul, Makamnya di Basilika Santo Thomas Chennai India |
![]() |
---|
Paus Leo XIV Serukan Perdamaian Akhiri Perang di Timur Tengah |
![]() |
---|
Paus Leo XIV Hari Ini Peringati 43 Tahun Pentahbisan Imamatnya di Kapela Santa Monika |
![]() |
---|
Tanam Pohon di Halaman Gereja Paroki Ili, Cara Pemuda Katolik dan Wabup Sikka Kenang Paus Fransiskus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.