Gunung Lewotolok Erupsi
Gunung Api Lewotolok Lembata Erupsi Pagi Ini, Tinggi Kolom 500 Meter
Gunung Api Ili Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur kembali Meletus, Sabtu 5 Juli 2025 sekitar pukul 06.25 Wita.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, LEWOTOLOK - Gunung Api Ili Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur kembali Meletus, Sabtu 5 Juli 2025 sekitar pukul 06.25 Wita.
"Terjadi erupsi G. Ili Lewotolok pada hari Sabtu, 05 Juli 2025, pukul 06:25 WITA. Tinggi kolom letusan teramati ± 500 m di atas puncak (± 1923 m di atas permukaan laut)," Tulisa Petugas Posmat Gunung Lewotolok Fajaruddin M. Balido dikutip dari laman magma.esdm.go.id.
Kata dia, kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 48 detik,"pungkasnya.
Baca juga: 6 Jam Terakhir, Gunung Lewotolok Lembata Alami 83 Kali Gempa Letusan
83 Gempa Letusan
Sebelumnya, petugas Posmat Gunung Ili Lewotolok Lembata, Fajaruddin M. Balido, melaporkan kondisi gunung selama 6 jam terakhir Sabtu 5 Juli 2025, periode 00:00-06:00 Wita.
Gunung Ili Lewotolok saat ini Level III atau siaga.
Gunung Api Ili Lewotolok terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.
"Pengamatan visual, Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 25-50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 24-25°C,"tulis dikutip dari laman magma.esdm.go.id Sabtu 5 Juli 2025 pagi.
Ia menyebutkan berdasarkan pengamatan kegempaan Lewotolok mengalami 83 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 13.6-40 mm, dan lama gempa 38-40 detik.
46 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2.1-9.7 mm, dan lama gempa 30-39 detik.
2 kali Harmonik dengan amplitudo 2.9-4.5 mm, dan lama gempa 139-253 detik.
7 kali Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 2.1-7.8 mm, dan lama gempa 106-260 detik.
Ia menyebutkan pihaknya mengeluarkan sejumlah rekomendasi, diantaranya:
(1) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.
(2) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.
(3) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, serta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian barat puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.
(4) Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(5) Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan. (Sumber magma.esdm.go.id/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.