Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Kamis 10 Juli 2025, Menerima dengan Cuma-cuma 

Mari simak renungan Katolik Kamis 10 Juli 2025. Tema renungan Katolik menerima dengan cuma-cuma. Baca renungan katolik hari ini dengan baik.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik Kamis 10 Juli 2025. Tema renungan Katolik menerima dengan cuma-cuma. Baca renungan katolik hari ini dengan baik. 

Perihal menerima dengan cuma-cuma ini, kita ingat akan kata-kata Rasul 
Paulus kepada jemaat di Korintus demikian, “Apakah yang engkau 
punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika memang engkau 
menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah 
engkau tidak menerimanya?” (1Kor 4:7). Memegahkan diri seolah-olah 
yang ada padanya adalah karena jasa sendiri, karena jerih keringatnya 
sendiri dan tidak melihat bahwa di balik semua itu adalah karena rahmat 
yang dari Allah? Tidak ada satu alasan pun bagi manusia untuk memegahkan diri di hadapan Allah. “Segala sesuatu adalah rahmat,” kata Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus dan Wajah Kudus. Pengakuan seperti ini, yang membuat orang bersikap rendah hati kepada Allah dan 
dalam semangat kerendahan hati itu, yang meluap dari hatinya adalah 
pujian dan syukur kepada Allah. 

Oleh sebab itu, apa yang para murid terima dengan cuma-cuma, 
hendaknya mereka berikan juga dengan cuma-cuma. Dalam memberikan 
yang baik, hendaknya dilandasi oleh kasih, bukan dilandasi oleh jiwa 
pedagang atau pengusaha yang selalu memperhitungkan untung-rugi. 
Bahkan, jika harus memberi, mereka harus siap rugi agar orang lain 
beruntung dan bahagia.

Misalnya, untuk kebutuhan konsumsi anak-anak yang mengadakan rekreasi, ternyata sumbangan dari para peserta tidak mencukupi, sehingga panitia harus mengeluarkan biaya dari kantong 
mereka sendiri. Ini panitia sekaligus pelayan sejati, yang siap rugi, siap 
tekor. Hidup kita ini selalu diperkaya oleh Allah. Kita menerima segalanya dari 
Allah yang Maha Murah. Semua kita terima dengan cuma-cuma. Seperti 
diingatkan oleh Santa Teresia Benedikta dari Salib, seorang kudus Jerman 
yang juga disebut Santa Edith Stein, “Esensi terdalam dari kasih adalah 
memberi.” Tentu saja, memberi dengan cuma-cuma, memberi tanpa 
pamrih. 

Dalam melaksanakan karya perutusan kita, mari kita memberi dari apa 
yang kita terima dari Allah dengan cuma-cuma. Kita melakukannya selagi 
kita sehat, kuat dan punya semangat. Kita melakukannya selagi kita bisa, 
seperti dikatakan oleh Santa Birgitta dari Swedia, “Kita harus memberi 
selagi kita bisa memberi, karena kita juga punya Seorang Pemberi yang 
murah hati,” yakni “Allah yang kaya dengan rahmat” (Ef 2:4).

"Menerima dengan cuma-cuma" menekankan pemberian gratis dari Tuhan, 
sementara juga mendorong umat-Nya untuk memberi secara cuma-cuma 
sebagai ungkapan syukur dan kasih. Kita telah Menerima dengan Cuma
Cuma, maka berikanlah dengan Cuma-Cuma pula. 

Doa: 

Tuhan Yesus, Engkau mengikutsertakan aku untuk mewartakan Kerajaan 
Allah di dunia. Utuslah Roh Kudus untuk menerangi jalan hidupku agar 
tugas perutusan yang dipercayakan kepadaku dapat terlaksana dengan 
baik dan membawa banyak orang untuk datang kepadaMu. ..Amin. 

Sahabatku yang terkasih. Selamat  Hari Kamis Pekan Biasa XIV. Salam 
doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan 
Putera dan Roh Kudus...Amin. (Sumber iman katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved