Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Minggu 13 Juli 2025, Guru, Apa yang Harus Kulakukan?
Mari simak renungan katolik Minggu 13 Juli 2025. Tema renungan katolik guru, apa yang harus kulakukan?.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan katolik Minggu 13 Juli 2025.
Tema renungan katolik guru, apa yang harus kulakukan?.
Renungan katolik disiapkan untuk hari biasa pekan XV dengan warna liturgi hijau.
Bacaan-bacaan hari Minggu: Ul. 30:10-14; Mzm. 69:14,17,30-31,33-34,36ab,37 atau Mzm. 19:8,9,10,11; Kol. 1:15-20; Luk. 10:25-37 dan BcO 1Sam. 31:1-4.
Baca juga: Teks Perayaan Ekaristi Minggu 13 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Salam sejahtera untuk kita semua. Pada Minggu Biasa XV ini, kita dihadapkan pada pertanyaan mendasar tentang bagaimana kita dapat memperoleh hidup kekal dan bagaimana kita seharusnya hidup sebagai pengikut Kristus.
Tema "Guru, apa yang harus kulakukan?" mengajak kita untuk merenungkan hukum kasih, identitas Kristus, dan tindakan nyata yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan kasih itu dalam kehidupan sehari-hari. Ada tiga bacaan yang kita renungkan hari ini.
Pertama dari kitab Ulangan 30:10-14, Musa berbicara kepada bangsa Israel tentang perintah-perintah Tuhan. Ia menekankan bahwa perintah-perintah itu tidak terlalu sulit atau jauh, melainkan sangat dekat dengan mereka, yaitu di dalam mulut mereka dan di dalam hati mereka, sehingga mereka dapat melakukannya.
Ini menunjukkan bahwa Allah tidak menuntut hal yang mustahil dari kita, melainkan meminta kita untuk menghidupi perintah-Nya dengan sepenuh hati. Dalam bacaan kedua, Kolose 1:15-20, Paulus menggambarkan Kristus sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.
Dalam Dia, segala sesuatu diciptakan, baik yang di surga maupun yang di bumi, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Ia adalah kepala tubuh, yaitu jemaat, dan melalui Dia Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang di bumi maupun yang di surga. Bacaan ini menegaskan keutamaan Kristus dalam seluruh ciptaan dan peran-Nya sebagai pendamai antara Allah dan manusia. Dan akhirnya dalam Injil Lukas 10:25-37, seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus, "Guru, apa yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?" Yesus menjawab dengan bertanya kembali apa yang tertulis dalam hukum Taurat.
Ahli Taurat itu menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Yesus membenarkan jawaban itu dan berkata, "Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Kemudian, untuk memperjelas siapa sesama manusia itu, Yesus menceritakan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati.
Orang Samaria itu menunjukkan belas kasihan kepada seorang yang dirampok dan ditinggalkan setengah mati di pinggir jalan, sementara seorang imam dan seorang Lewi melewatinya tanpa menolong. Yesus kemudian bertanya kepada ahli Taurat itu, "Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Ahli Taurat itu menjawab, "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Yesus berkata kepadanya, "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Refleksi atas permenungan kita dari bacaan yang ada adalah Kasih dalam Tindakan: Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati mengajarkan kita bahwa kasih sejati harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Apakah kita hanya berbicara tentang kasih, ataukah kita benar-benar menunjukkan kasih kepada orang-orang di sekitar kita, terutama mereka yang membutuhkan pertolongan? Mengenali Sesama: Siapakah "sesama" kita? Apakah kita hanya mengasihi orang-orang yang dekat dengan kita, ataukah kita juga mengasihi orang-orang yang berbeda dari kita, bahkan orang-orang yang mungkin kita anggap sebagai musuh? Mengikuti Kristus: Paulus mengingatkan kita bahwa Kristus adalah pusat dari segala sesuatu. Apakah kita menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupan kita, ataukah kita lebih fokus pada hal-hal duniawi yang sementara?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.