Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Kamis 24 Juli 2025, Orang-orang yang Berbahagia 

Mari simak renungan Katolik Kamis 24 Juli 2025. Tema renungan Katolik orang-orang yang berbahagia. Baca Renungan katolik hari ini.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN - Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik Kamis 24 Juli 2025. Tema renungan Katolik orang-orang yang berbahagia. Baca Renungan katolik hari ini. 

Renungan Katolik

Dalam berita injil Matius ( 13:16 ) hari ini, Tuhan Yesus mengatakan: 
“Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena 
mendengar”. Ungkapan ini berarti bahwa orang-orang yang memiliki 
kemampuan untuk melihat dan memahami kebenaran, serta 
mendengarkan dan memahami ajaran-ajaran rohani, adalah orang-orang 
yang diberkati. Mereka adalah orang-orang yang beruntung karena dapat 
menerima pengajaran dan hikmat yang tidak semua orang dapat terima.  

Perkataan Yesus ini berlatar belakang pertanyaan para murid mengapa Ia 
mengajar orang banyak dengan menyampaikan perumpamaan. 
Perumpamaan, di satu sisi, menarik untuk didengarkan karena 
menampilkan kisah-kisah yang bagus, selain itu mendidik karena 
mengajak orang untuk aktif berpikir dan merenungkan sendiri ajaran 
yang hendak disampaikan. Namun, di sisi lain, karena harus berpikir 
sendiri itulah perumpamaan sering kali juga membuat orang bingung, 
tidak mengerti, bahkan salah paham.  

Menjawab pertanyaan itu, Yesus menegaskan bahwa karunia untuk 
mengetahui rahasia Kerajaan Allah tidak dimiliki oleh setiap orang. 
Seperti terjadi pada zaman Nabi Yesaya, banyak orang yang telinganya 
tebal sehingga berat untuk mendengar, banyak pula yang matanya 
melekat tertutup sehingga tidak bisa melihat. Mereka ini adalah orang
orang yang berkeras tidak mau membuka hati pada kehadiran dan 
sapaan Tuhan. Rahasia Kerajaan Allah tidak layak mereka ketahui, sebab 
seandainya mereka tahu, mereka toh tetap saja tidak mau tinggal di 
dalamnya. 

Berbeda halnya dengan murid-murid Yesus. Secara khusus, mereka telah 
dipanggil dan dipilih oleh Yesus untuk menjadi pengikut-Nya. Kepada 
mereka diberikan karunia untuk mengerti, sehingga Yesus kemudian 
menjelaskan arti perumpamaan yang disampaikan-Nya. Ajaran-ajaran 
yang terkandung dalam perumpamaan itu hendaknya menguatkan hidup 
dan meneguhkan iman mereka.

Karena itu, para murid disebut sebagai orang-orang yang berbahagia. Bagaimana tidak, mereka boleh melihat 
Yesus dan mendengarkan-Nya secara langsung, sesuatu yang dirindukan 
oleh para pendahulu mereka, bahkan para nabi, di mana siang dan 
malam orang-orang itu menanti-nantikan kedatangan sang Mesias. Para 
murid lebih-lebih telah mengambil langkah yang tepat, sebab setelah 
melihat dan mendengarkan Yesus, mereka memutuskan untuk percaya. 

Pada zaman Yesus, banyak orang melihat diri-Nya dan mendengar-Nya 
berbicara. Namun, tidak semua dari mereka mau percaya kepada-Nya. 
Mereka tidak disebut berbahagia, sebab apa yang mereka lihat dan 
mereka dengar itu ternyata tidak mengubah hati mereka.

Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa yang menjadi faktor utama bukan soal “mata 
yang melihat” atau “telinga yang mendengar”, melainkan keterbukaan 
hati untuk percaya. Dari sini pula kita dapat menyimpulkan bahwa 
ketidakpercayaan bukan hanya masalah orang zaman sekarang, tetapi 
sudah muncul sejak dahulu. Orang yang mengalami karya keselamatan 
Tuhan, bahkan mereka yang melihat-Nya secara langsung pun bisa saja 
bersikap tidak percaya kepada-Nya. 

Kalau dalam situasi yang baik-baik saja banyak orang tidak percaya 
kepada Tuhan, lebih lagi dalam situasi sulit seperti yang kita hadapi 
sekarang. Saat ini, di mana-mana orang menderita sakit penyakit 
berkepanjangan, banyak orang mungkin kecewa, marah, dan mulai 
meragukan-Nya. Di mana Tuhan ketika kita membutuhkan-Nya? Mengapa 
Dia diam saja ketika orang-orang terkasih diambil dari kita, ketika kita 
sendiri akhirnya juga jatuh sakit dan terancam maut?

Mengapa Tuhan tidak segera menyingkirkan virus yang mengerikan ini dari hidup kita? 
Mereka yang mengetahui rahasia Kerajan Allah akan melihat bahwa Allah 
bekerja dalam segala situasi. Karena itu, mari kita mendukung dan ambil 
bagian dalam karya-karya yang dilakukan-Nya, yakni dengan 
menyingkirkan pesimisme, memupuk optimisme, dan melakukan hal-hal 
yang baik. Mari kita tularkan semangat itu kepada orang-orang lain, 
sehingga semangat untuk berjuang tidak akan pernah pupus dalam hati 
setiap orang (Jarot Hadianto, https://www.lbi.or.id/2021/07/26/orang
orang-yang-berbahagia).  

Doa:

Ya Tuhan, tambahkanlah iman kami agar kami mampu melihat dan 
mendengar kehadiran-Mu dalam diri sesama kami dan dalam diri kami 
sendiri. Amin 

Sahabatku yang terkasih. Selamat  Hari Kamis Pekan Biasa XVI. Salam 
doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan 
Putera dan Roh Kudus...Amin. (Sumber iman katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved