Universitas Nusa Nipa
Mahasiswa KKN UNIPA Desa Nangahale Ciptakan Makanan Bergizi Berbahan Lokal Atasi Stunting
Abon ikan merupakan produk makanan pendamping ASI (MPASI) yang dibuat dari bahan dasar ikan
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nusa Nipa (UNIPA) berhasil menciptakan inovasi makanan bergizi tinggi berupa abon ikan yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan stunting pada bayi dan balita di Desa Nangahale, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Program inovatif ini dilaksanakan sebagai bagian dari pengabdian masyarakat yang berfokus pada peningkatan gizi dan kesehatan anak.
Abon ikan merupakan produk makanan pendamping ASI (MPASI) yang dibuat dari bahan dasar ikan tongkol yang kaya protein, zat besi dan vitamin B12. Produk ini diolah menjadi bentuk bubuk atau tepung yang mudah dicerna oleh bayi dan balita.
Abon ikan mengandung protein hewani berkualitas tinggi, omega-3, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Baca juga: Expo Desa Mahasiswa KKN UNIPA di Kecamatan Bola Sikka Memotivasi Pelaku UMKM
Tim KKN UNIPA mengembangkan formula khusus yang menggabungkan ikan segar dengan bahan-bahan lokal lainnya seperti sayuran hijau dan umbi-umbian yang telah dikeringkan dan dihaluskan.
Proses pembuatan menggunakan teknologi sederhana namun higienis untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.
Program ini digagas oleh tim KKN Mahasiswa UNIPA, yang beranggotakan 7 mahasiswa lintas jurusan seperti Teknik Informatika, Bahasa Inggris, Keperawatan, Manajemen, dan Akuntansi.
Terkhususnya Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan yang ditempatkan di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka. Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan aktif dari pemerintah desa dan kader posyandu.
Kegiatan inovasi abon ikan dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 18–19 Juli 2025. Hari Pertama difokuskan pada pengenalan dan edukasi gizi.
Hari kedua dilanjutkan dengan praktik langsung, pembuatan produk serta distribusi makanan ke anak-anak stunting dan ibu hamil di desa Nangahale.
Lokasi pelaksanaan KKN berada di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.
Desa ini memiliki tingkat stunting yang masih tinggi, yaitu mencapai 40 orang berdasarkan data Puskesmas setempat.
Kegiatan produksi abon ikan dilakukan di Pusat Kegiatan Masyarakat (PKM) Desa Nangahale yang telah difasilitasi dengan peralatan pengolahan makanan sederhana. Sementara itu, kegiatan sosialisasi dan edukasi sudah dilakukan di Balai Desa Nangahale.
Melalui program ini, mahasiswa UNIPA berharap dapat membantu masyarakat Desa Nangahale untuk lebih mandiri secara pangan, serta meningkatkan kesadaran gizi keluarga guna mencegah stunting sejak usia dini.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pengabdian mahasiswa di desa bukan hanya sebatas tinggal bersama masyarakat, tetapi juga memberi manfaat langsung yang berkelanjutan.
Kegiatan ini dilaksanakan karena Desa Nangahale merupakan desa pesisir yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, dengan hasil tangkapan laut seperti ikan tongkol yang melimpah setiap harinya.
Namun, potensi besar ini belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber pangan olahan bergizi.
Berdasarkan data puskesmas setempat, terdapat 40 anak yang mengalami stunting di Desa Nangahale. Kondisi ini mencerminkan masih rendahnya asupan gizi, khususnya protein hewani, dalam pola makan sehari-hari.
Oleh karena itu, mahasiswa UNIPA hadir melalui program pelatihan pembuatan abon ikan tongkol, sebagai upaya memberdayakan masyarakat dalam mengolah hasil laut menjadi makanan sehat, praktis, dan tahan lama.
Selain ditujukan untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga, khususnya anak-anak, program ini juga diharapkan menjadi langkah nyata dalam membantu pemerintah desa menurunkan angka stunting.
Proses pembuatan abon ikan tongkol diawali dengan menyiapkan ikan tongkol segar yang telah dibersihkan.
Ikan kemudian dikukus selama kurang lebih 30 menit hingga matang dan mudah disuwir. Setelah matang, daging ikan disuwir-suwir halus menggunakan tangan atau garpu, lalu disisihkan.
Sementara itu, bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, daun salam, daun jeruk, gula, dan garam dihaluskan dan ditumis hingga harum. Setelah itu, suwiran ikan tongkol dimasukkan ke dalam wajan dan dicampur dengan bumbu yang telah ditumis.
Campuran ini kemudian dimasak dengan api kecil sambil terus diaduk agar abon tidak gosong dan teksturnya menjadi kering dan berserat.
Proses pengeringan ini memakan waktu sekitar 30–45 menit. Setelah kering dan matang sempurna, abon ikan tongkol didinginkan, kemudian bisa langsung dikemas dalam wadah kedap udara agar tahan lama.
Abon ini bisa disimpan hingga beberapa minggu, dan sangat cocok digunakan sebagai lauk sehat kaya protein, terutama untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, termasuk anak-anak yang mengalami stunting.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Expo Desa Mahasiswa KKN UNIPA di Kecamatan Bola Sikka Memotivasi Pelaku UMKM |
![]() |
---|
Masalah Stunting di Desa Tanarawa Sikka Jadi Perhatian Khusus Mahasiswa KKN Unipa Indonesia |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN Unipa Indonesia Gandeng Karang Taruna Egon Gahar, Sikka, Gelar Bakti Sosial |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN Unipa Indonesia Tanam Pohon Bakau di Pesisir Pantai Nangahaledoi Sikka |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN Unipa Sosialisasi Pencegahan Stunting di Wailamung Sikka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.