Erupsi Gunung Lewotobi Laki laki
600 Jiwa Masih Bertahan di Kawasan Rawan Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
BPB Flores Timur menyebut 130 keluarga dengan total sekitar 600 jiwa memilih bertahan di kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Cristin Adal
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, menyebutkan, 130 keluarga dengan total sekitar 600 jiwa memilih bertahan di kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Sementara 5.824 penyintas telah mengungsi ke posko terpusat maupun mandiri.
Data ini disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Manggota Hallan, Minggu (3/8/2025) malam kepada TribunFlores.Com.
Avelina Hallan mengatakan, banyak warga masih beraktivitas normal meski rumah atau tempat tinggalnya masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di tengah status Awas gunung api itu. Potensi erupsi eksplosif juga mengintai, seperti yang terjadi Jumat (01/08/25) malam hingga Sabtu 2/8/2025) dini hari.
Warga yang masih bertahan umumnya Dusun Podor dan Dusun Kampung Baru di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang. Jarak dua wilayah ini dengan pusat gunung sekira 6 kilometer. Sementara rekomendasi PVMBG melalui Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi laki-laki harus 7 kilometer sektoral barat daya dan timur laut.
Baca juga: Dampak Letusan Gunung Lewotobi, Siswa SMPK Frater Maumere Belajar dari Rumah
Avelina Hallan menuturkan, pemerintah terus mengimbau warga agar jangan beraktivitas di zona KRB. Bahaya letusan eksplosif seperi saat Jumat malam dengan tinggi 10.000 meter dan Sabtu dini hari 18.000 meter di atas puncak kawah gunung itu mesti menjadi perhatian serius.
"Informasi yang kami terima itu ada 600 jiwa yang berada di sana, di Dusun Kampung Baru dan Podor, juga ada warga Desa Klatanlo dan Hokeng Jaya yang memilih tinggal di Kampung Baru," ujar Avelina, Minggu (3/08/25) malam.
Warga juga diberitahu bahwa potensi letusan atau erupsi bisa berlangsung hingga lebih dari empat tahun lamanya. Namum, warga di zona rawan mengaku tidak bisa meninggalkan usahanya.
"Iya, mereka punya usaha. Mereka berjanji untuk selalu memperhatikan peringatan dari grup informasi pengamat gunung, kepala desa nanti teruskan informasinya ke mereka," ucap Avelina.
Baca juga: Bandara Frans Seda Maumere Ditutup Hingga Senin akibat Abu Vulkanik Gunung Lewotobi
Sementara itu, warga pengusaha di sana, mengungkapkan bahwa tak ada pilihan selain bertahan. Meninggalkan tempat usaha yang dirintis dari nol bukan perkara mudah. Mereka mengklaim masih punya daya untuk evakuasi mandiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.