Berita Kota Kupang
Dari Desa ke Kota, Kisah Mama Lina yang Berkeliling Menjual Kain Ikat TTS dan TTU
Jalan raya yang membentang dari Kupang menuju pedalaman TTS dan TTU sudah sering dilalui Akuilina Sale.
Laporan reporter POS-KUPANG. COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG — Jalan raya yang membentang dari Kupang menuju pedalaman TTS dan TTU sudah sering dilalui Akuilina Sale.
Di setiap perjalanannya dari Kefa menuju Kupang, ia membawa pulang helai-helai kain tenun ikat yang penuh warna dan sarat cerita.
Akuilina Sale atau yang biasa disapa Mama Lina adalah salah satu perempuan yang memberdayakan kain tenun TTS dan TTU.
“Kami tidak bikin kelompok menenun khusus, tapi orang tua dan keluarga di kampung yang menenun. Setelah selesai, mereka bawa ke pasar, lalu kami ambil,” ujar Mama Lina, saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Senin (11/8).
Baca juga: 390 Personil Polisi Amankan Festival Golo Koe 2025 di Labuan Bajo, Manggarai Barat
Salah satu desa pemasok kain adalah Desa Nunkolo, Kecamatan Nunkolo, TTS yang menjadi pusat produksi yang dijual mama Lina.
Ia mengatakan di desa Nunkolo menenun bukan sekadar pekerjaan, tapi warisan turun-temurun. Para perempuan duduk di beranda rumah, jemari mereka bergerak teratur di atas alat tenun, mengikat benang demi benang menjadi motif yang indah.
Hasil karya mereka kemudian berpindah tangan ke Mama Lina untuk dipasarkan di kota.
Harga kainnya bervariasi dijual Lina, mulai dari Rp250.000 untuk ukuran kecil, dan Rp450.000 hingga Rp600.000 untuk ukuran standar, hingga jutaan rupiah untuk motif halus yang memerlukan waktu pengerjaan lebih lama.
“Kalau ramai, pemasukan bisa sampai 3–5 juta per bulan. Tapi itu belum keuntungan bersih. Kadang ramai, kadang sepi,” ungkapnya.
Lina tidak mengandalkan toko untuk berjualan. Penjualan dilakukan secara keliling di Kota Kupang, mengantar langsung ke pembeli, atau bertemu di titik yang disepakati.
Media sosial hanya ia gunakan untuk memposting foto kain di story Facebook.
“Kalau ada yang mau pesan, bisa hubungi saya. Bisa ambil di rumah atau saya antar,” katanya.
Ia juga mengatakan marketing yang dilakukan dengan turun langsung ke Car Free Day setiap Sabtu di Kota Kupang.
Baca juga: Chelsea Makin Tajam Setelah Datangkan Joao Pedro, Ini Profilnya
Semua kain yang dijual dibuat dengan teknik tradisional, menggunakan benang yang dipintal tangan dan pewarna alami dari alam sekitar, seperti daun tarum untuk biru, akar mengkudu untuk merah, dan kulit kayu untuk cokelat.
Motifnya pun bercerita tentang kehidupan sehari-hari, flora dan fauna setempat, hingga simbol adat yang diwariskan dari generasi sebelumnya.
Mama Lina mengaku sering mendapat kain dari penenun yang ia kenal sejak lama. Hubungan itu dibangun dengan rasa saling percaya.
“Ada yang saya sudah kenal sejak dulu. Kalau mereka selesai menenun, saya yang ambil. Kadang saya temui mereka di pasar, kadang saya yang datang langsung ke kampung,” ungkapnya.
Baginya, menjual kain bukan sekadar mencari nafkah. Ia melihat setiap helai sebagai bukti ketekunan para penenun desa. Beberapa di antaranya bahkan menenun untuk membiayai sekolah anak atau membantu kebutuhan rumah tangga. “Kalau saya tidak ambil dan jual di kota, kain itu akan menumpuk. Sayang, padahal motifnya cantik,” ucapnya.
Perjalanan Mama Lina dari kampung ke kota adalah perjalanan menjaga tradisi. Setiap kain yang ia bawa adalah jembatan antara para penenun di desa dengan pembeli di perkotaan.
“Selama saya masih bisa jalan, saya akan terus bawa kain dari TTS dan TTU. Supaya orang tahu, di kampung masih banyak tangan-tangan hebat yang setia menenun,” ujarnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
390 Personil Polisi Amankan Festival Golo Koe 2025 di Labuan Bajo, Manggarai Barat |
![]() |
---|
TI Pengkab Sikka Akan Buka Sikka Taekwondo Open Tournament Tahun Depan |
![]() |
---|
Chelsea Makin Tajam Setelah Datangkan Joao Pedro, Ini Profilnya |
![]() |
---|
Penanaman Anakan Menjadi Penutup Kompetisi Inovasi Teknologi Dua Politeknik Pertanian Negeri Kupang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.