Berita Kota Kupang

Cerita Sukses Listen Eoh Jadi Pengusaha Mebel di Kota Kupang

Mebel dan Furniture UD Empat Putri menjadi daya tarik pengunjung di Pameran pembangunan

Editor: Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM/TARI
Listen Eoh, pemilik Mebel dan Furniture UD. Empat Putri sedang berada di lokasi Pameran Pembangunan di Kota Kupang. 

Laporan reporter POS-KUPANG. COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG — Mebel dan Furniture UD Empat Putri menjadi daya tarik pengunjung di Pameran pembangunan yang diselenggarakan di Lapangan Harper Kota Kupang.

Usaha ini digagas oleh Listen Eoh, pria asli Kupang berusia 59 tahun, yang memulai langkahnya dari belakang kemudi angkutan umum.

"Saya dulu nyopir oto. Tapi lama-lama berpikir, mau sampai kapan begini? Harus mandiri," kenangnya saat ditemui di workshop sederhana miliknya.

Tahun 2013 menjadi titik balik. Dengan modal semangat dan bahan baku berupa kayu jati yang didatangkan dari Malaka, Listen memulai usaha mebel dari nol. 

 

Baca juga: Gratis, Pemerintah Kota Kupang Siapkan Satu Unit Mobil Pengantin untuk Warga

 

 

"Awalnya cuma buat pintu, jendela, almari. Kecil-kecilan saja," ujar Listen saat diwawancarai POS-KUPANG. COM, Kamis (14/8). 

Kini, usaha yang ia rintis sudah berkembang pesat. Produk-produknya mencakup berbagai kebutuhan rumah tangga dan dekorasi, dari kursi tamu hingga gazebo seharga Rp35 juta. Bahkan ada pula souvenir khas yang dijual mulai dari Rp150 ribu.

Ia memiliki  6 Orang  pegawai di tahun 2013 dan berkembang menjadi 11 pekerja yang semua berasal dari Jawa. 

Listen tak sendiri. Ia menggandeng tenaga kerja dari Pulau Jawa 11 orang pekerja terampil yang menurutnya memiliki etos kerja tinggi.

"Mereka kerja dari pagi sampai subuh kalau mereka mau. Kalau ada pesanan pintu, sehari pun bisa selesai," jelasnya.

Tenaga kerja ini menjadi tulang punggung produktivitas. Dalam satu bulan, puluhan item bisa diproduksi. Pendapatan pun terbilang stabil.
 

Baca juga: Bendera Merah Putih Berkibar di Bukit Embu Wee, Pulau Ende NTT

 

"Seminggu bisa dapat lebih dari 10 juta. Itu kecil, kadang bisa lebih." ujarnya. 

Menariknya, usaha Listen bukan semata soal bisnis. Ia membuka pintu bagi anak-anak muda, khususnya alumni STM, untuk belajar dan mengembangkan keterampilan. 

"Saya tidak kasih gaji besar. Tapi mereka datang belajar, dan kalau sudah bisa, saya suruh buka usaha sendiri," ungkapnya.

Melalui pendekatan ini, Listen telah membantu lahirnya usaha-usaha mebel baru di sekitar Kupang.

Ia percaya bahwa kemandirian ekonomi bisa ditularkan. "Ini bukan cuma usaha, tapi tempat belajar juga. Biar anak-anak muda bisa mandiri."

Produk mebel buatan Listen telah tersebar ke hampir seluruh kabupaten di Nusa Tenggara Timur, meski belum merambah ke luar provinsi. Semua pesanan dikerjakan berdasarkan permintaan, lalu dikirim sesuai tenggat waktu.

"Belum sampai luar daerah, tapi di MPT sudah hampir semua kabupaten pesan," ujarnya.

Ke depannya, Listen berharap bisa memperluas jaringan distribusi serta meningkatkan kualitas produksi tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal dan semangat gotong royong.

Kisah Listen Eoh merupakan potret nyata perjuangan ekonomi kerakyatan di Nusa Tenggara Timur.

Di tengah keterbatasan, inovasi, ketekunan, dan semangat berbagi menjadi fondasi kuat dalam membangun usaha berkelanjutan dari daerah. (IAR) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved