Berita Kota Kupang

Lurah Oebufu Targetkan 100 Persen Warga Jadi WP2S, Menuju Kelurahan Mandiri Kelola Sampah

Setelah mencatat prestasi dengan meraih Juara 3 Lomba Kebersihan Antar Kelurahan di Kota Kupang, Kelurahan Oebufu tidak ingin berhenti sampai di

Editor: Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN
FOTO- Lurah, Sekretaris dan staf serta Ketua LPM (Ketua Pengelola Sampah) Kelurahan Oebufu melakukan pemilahan sampah di TPS. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Setelah mencatat prestasi dengan meraih Juara 3 Lomba Kebersihan Antar Kelurahan di Kota Kupang, Kelurahan Oebufu tidak ingin berhenti sampai di situ. 

Lurah Oebufu, Zet Batmalo menegaskan pihaknya sudah menyiapkan target besar, yaitu menjadikan Oebufu sebagai kelurahan mandiri dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Zet mengatakan, target jangka panjang adalah memastikan 100 persen warga dan pelaku UMKM di Oebufu bergabung dalam program WP2S (Warga Pemilah dan Pengumpul Sampah). 

Hingga kini, sudah lebih dari 2.100 kepala keluarga dari total 3.400 kepala keluarga yang aktif menjadi WP2S.

 

Baca juga: Kelurahan Oebufu Raih Juara 3 Lomba Kebersihan Antar Kelurahan di Kota Kupang

 

“Target kita adalah semua warga dan pelaku UMKM 100 persen menjadi WP2S. Sistem ini akan terus kita tingkatkan dengan evaluasi rutin agar kekurangan-kekurangan bisa diperbaiki. Kami ingin semua warga berperan aktif, sehingga operasional sampah bisa dikelola mandiri. Kalau itu tercapai, kontribusi warga untuk biaya operasional bahkan bisa diturunkan atau ditiadakan,” jelasnya keadaan POS-KUPANG.COM(19/8/2025).

Ia menekankan, sistem yang dibangun tidak boleh berhenti di tengah jalan.

“Komitmen dan konsistensi sangat penting. Inovasi ini harus berkelanjutan dan tidak bertentangan dengan aturan. Semua demi terwujudnya lingkungan Oebufu yang bersih, sehat, dan nyaman bagi warga,” tegasnya.


Selain menjaga kebersihan, program WP2S juga berpotensi memberi nilai ekonomi. Sampah plastik, kertas, dan logam yang dipilah dapat dijual kembali, sementara sampah organik diolah menjadi produk bernilai seperti kompos dan pakan magot.

“Harapan saya, warga jangan lagi membuang sampah sembarangan. Lakukan pemilahan dan pengumpulan sampah dengan benar, karena sampah sebenarnya bisa bernilai,” ujar Zet.

Ia juga meminta dukungan penuh dari seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah kota hingga komunitas masyarakat, agar inovasi ini berjalan lebih maksimal.

“Kami butuh pendampingan penuh dari pemerintah, baik secara teknis maupun regulasi. Dengan begitu, Oebufu bisa mandiri dalam mengelola sampah,” tambahnya.

Bagi Zet, penghargaan sebagai Juara 3 hanyalah sebuah awal. Yang lebih penting adalah perubahan nyata di lapangan: warga hidup di lingkungan yang lebih bersih, bebas dari tumpukan sampah liar, dan memiliki kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan.

“Prestasi ini menjadi motivasi. Tetapi target terbesar kami adalah menjadikan Oebufu sebagai role model kelurahan bersih dan mandiri di Kota Kupang,” pungkasnya. (Uan)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved