Aktivitas Gunung Lewotobi Laki laki

Terindikasi Suplai Baru di Tubuh Gunung Lewotobi, Ada Potensi Erupsi Eksplosif

Kondisi ini menandakan tubuh Gunung Lewotobi Laki-laki mendapat tekanan dari dalam dan belum mencapai kestabilan

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/HO-PGA LEWOTOBI LAKI-LAKI
GUNUNG-Potret Gunung Lewotobi Laki-laki dengan status Awas. Dokumentasi Pos PGA Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kabupaten Flores Timur, NTT, Jumat (22/08/25). 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis hasil laporan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, dalam 24 jam terakhir, Kamis, 21 Agustus 2025.

Kepala Badan Geologi ESDM, Muhammad Wafid, mengatakan berdasarkan pemantauan tilmeter dalam 24 jam mulai menunjukkan pola inflasi pada gunung berstatus Level IV (Awas) itu.

"Kondisi ini menandakan tubuh Gunung Lewotobi Laki-laki mendapat tekanan dari dalam dan belum mencapai kestabilan," ujar Wafid lewat laporan tertulis, diterima Jumat (22/08/25) pagi.

Sementara itu, katanya, data Global Navigation Satellite System (GNSS) pada tiga hari terakhir menunjukkan adanya pola kenaikan komponen vertikal (inflasi).

 

Baca juga: Aktivitas Gunung Lewotobi Senin Dini Hari hingga Pagi, 10 Kali Gempa Hembusan 5 Tektonik Jauh

 

 

"Ini mengindikasikan adanya suplai baru yang bergerak dari kedalaman dan dangkal" ungkap Wahid dalam laporan yang sama.

Gunung Lewotobi Laki-laki masih berpotensi mengalami erupsi eksplosif. Gunung tipe strato volkani dengan tinggi 1.584 meter di atas laut (MDPL) itu terakhir erupsi tanggal 19 Agustus 2025.

Masyarakat di kawasan rawan bencana (KRB) masih mengungsi di posko terpusat, sebagian besarnya di Hunian Sementara (Huntara) Desa Konga, Kecamatan Titehena, yang disiapkan Pemerintah.

 

Baca juga: Dampak Abu Vulkanik Lewotobi: Ratusan Siswa SD Dipulangkan Sebelum Jam Sekolah Selesai 

 

Pengungsi berasal dari Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Dulipali, Nobo, serta Dusun Podor dan Kampung Baru (dua susun di Desa Boru).

Mereka sesekali pulang ke kampung di zona KRB untuk memamen sisa-sisa hasil komoditi, sekaligus menengok rumah yang rusak berat akibat dihantam material vulkanik. (Cbl)

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved