Lebih jauh, Abdul menjelaskan tiga kemungkinan penyebab KM Sirimau karam di perairan dangkal Pailolong, wilayah tanjung Ile Ape, Kabupaten Lembata. Ketiga sebab itu yakni, alat navigasi yang bermasalah, faktor alam dan juga kelalaian petugas di atas kapal.
"Kita bisa memprediksi ketiga penyebab itu," tandasnya.
Sebelumnya, hingga saat ini KM Sirimau masih kandas di perairan Ile Ape Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kandasnya salah satu armada PT Pelni ini lantaran menabrak karang di sekitar perairan desa Palilolon-Ile Ape.
Perairan itu menjadi salah satu jalur penyeberangan kapal Pelni dari Lembata dan keluar Lembata. Daerah itu juga terkenal dangkal dan sempit karena di apiti dua tanjung yang membentuk selat, yakni tanjung Waiwuring Adonara dan tanjung Tuak Ile Ape, Lembata.
Sejak menabrak karang dan kandas pada Selasa (17/5) pukul 14.31 Wita, KM Sirimau terpaksa lego jangkar di perairan itu.
Hingga memasuki hari kedua, Rabu 18 Mei 2022, PT Pelni masih menunggu bantuan berbagai pihak supaya kapal bisa keluar dari kepungan karang di perairan dangkal tersebut.
Kepala Syahbandar Lewoleba- Lembata, Abdul Syukur Muklis juga sudah memerintahkan KM Gandha Nusantara 14 untuk membantu olah gerak KM Sirimau agar bisa kembali berlayar menuju pelabuhan Maumere di Sikka.
Akan tetapi upaya itu tidak berhasil. KM Sirimau masih pada posisi kandas dan tidak bisa melakukan olah gerak. Mesin induk kapal itu pun terpaksa dimatikan. Semua sistem navigasinya juga dikabarkan di nonaktifkan untuk sementara waktu.
Terhitung sudah 28 jam kapal tersebut masih kandas di sekitar perairan Ile Ape-Lembata tepatnya di perairan desa Palilolon.
Baca juga: KM Sirimau Masih Karam di Lembata, Penumpang akan Dievakuasi Hari Ini
Informasi lain yang disampaikan Abdul Syukur Muklis bahwa Ballast Water sebagai pemberat untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan kapal pun sudah dikosongkan.
Pengosongan air bertujuan supaya kapal bisa punya daya apung yang besar termasuk berat kapal pun bisa lebih ringan. Akan tetapi hal ini pun berujung nihil.
"Air dalam tangki ballast juga sudah dikosongkan tapi masih saja belum bisa," ujar Abdul Syukur ketika dikonfirmasi Rabu 18 Mei 2022.
Menurut Abdul, sampai saat ini para penumpang dan para ABK masih dalam keadaan aman.
"Kapal juga masih berada dalam keadaan aman. Tidak ada kerusakan akibat menabrak karang dan kandas. Lunas dan lambung kapal juga tidak bocor," katanya.