Perbatasan Indonesia dan Timor Leste

Pertahankan Tapal Batas, WNI Ditembak oleh Polisi Perbatasan Timor Leste Dari Jarak 5 Meter 

Editor: Ricko Wawo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KORBAN-Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Paulus Taek Oki (69) yang menjadi korban penembakan oleh Unidade Patrullamentu Fronteira (UPF) Negara Timor Leste, Selasa, 26 Agustus 2025.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Korban penembakan bernama Paulus Taek Oki (69) mengaku ditembak oleh seorang Unidade Patrullamentu Fronteira (UPF) atau polisi perbatasan Negara Timor Leste dengan jarak 5 meter. Warga RT/RW, 003/003, Dusun 3, Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini kemudian memiringkan sedikit badan ketika senjata laras panjang yang digenggam oleh seorang UPF Negara Timor Leste dengan moncong menuju ke arah dadanya itu meletus.

"Saya miringkan sedikit badan begini supaya tidak kena di dada," ujarnya saat ditemui POS-KUPANG.COM, Selasa, 26 Agustus 2025 di Ruang Rawat Inap RSUD Kefamenanu.

Saat menembak, UPF Timor Leste tersebut berdiri dalam posisi ancang-ancang dengan kepala sedikit menunduk. Sementara beberapa orang warga lain yang berhadapan langsung dengan UPF di lokasi tersebut berjarak kurang dari 1 meter.

 

Baca juga: Lokasi Konflik Antar Warga RI-Timor Leste Sudah Aman Terkendali

 

 

 

"Tapi kita punya rakyat hanya saya sendiri yang kena (tembakan)," ucap Paulus dengan mata berbinar-binar.

Pria kelahiran 12 Desember 1955 ini menjelaskan, sebelum insiden itu terjadi, Ia dan 23 warga lainnya hendak memotong alang-alang untuk membuat atap rumah adat di atas lahan seluas 18 hektare. Lahan tersebut merupakan milik warga Desa Inbate yang diwariskan sejak turun temurun.

Ketika sedang berjalan menuju TKP, warga tersebut menemui sejumlah warga Negara Timor Leste sedang menggali lubang di sekitar lahan milik warga yang diduga bertujuan untuk membangun patok perbatasan Timor Leste.

Kaget melihat aktivitas warga Negara Timor Leste di lahan mereka, warga Desa Inbate tersebut kemudian berteriak. Sontak warga Negara Timor Leste itu kemudian kabur ke dalam wilayah mereka.

"Mereka sudah campur semen dan pasir di lubang (untuk buat patok perbatasan)," ujarnya.

Warga kemudian memotong alang-alang sambil membakar rumput kering yang berada di dalam lahan milik mereka. Tidak lama berselang, warga Timor Leste yang sebelumnya kabur, datang bersama 7 orang UPF Negara Timor Leste.

Suasana seketika berubah memanas. Sejumlah warga yang mendengar bunyi letusan senjata tersebut berubah membabi-buta. Mereka tak gentar meskipun sejumlah moncong senjata laras panjang milik UPF Negara Timor Leste mengarah ke dada mereka.

Halaman
12