Dia menuturkan KM Wilis akan sandar di Pelabuhan Lewoleba. Sedangkan, Kapal Sabuk Nusantara 108 yang akan memindahkan penumpang dari KM Sirimau ke Pelabuhan Lewoleba dan selanjutnya melanjutkan perjalanan ke rute selanjutnya sesuai tujuan para penumpang.
Abdul juga memaparkan kendala yang jadi sebab tubuh KM Sirimau belum dievakuasi dari perairan dangkal. Menurut dia, KM Gandha Nusantara yang dikerahkan untuk evakuasi sejak awal terlalu kecil. Oleh karena itu, PT Pelni akan mendatangkan jenis kapal Tugboat dari Maumere atau Kupang yang punya kemampuan untuk evakuasi KM Sirimau.
Untuk saat ini, dia juga memastikan kalau kebutuhan logistik untuk para penumpang masih tersedia hingga proses evakuasi dilakukan.
Lebih jauh, Abdul menjelaskan tiga kemungkinan penyebab KM Sirimau karam di perairan dangkal Pailolong, wilayah tanjung Ile Ape, Kabupaten Lembata. Ketiga sebab itu yakni, alat navigasi yang bermasalah, faktor alam dan juga kelalaian petugas di atas kapal.
"Kita bisa memprediksi ketiga penyebab itu," tandasnya.
Sebelumnya, hingga saat ini KM Sirimau masih kandas di perairan Ile Ape Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kandasnya salah satu armada PT Pelni ini lantaran menabrak karang di sekitar perairan desa Palilolon-Ile Ape.
Perairan itu menjadi salah satu jalur penyeberangan kapal Pelni dari Lembata dan keluar Lembata. Daerah itu juga terkenal dangkal dan sempit karena di apiti dua tanjung yang membentuk selat, yakni tanjung Waiwuring Adonara dan tanjung Tuak Ile Ape, Lembata.
Sejak menabrak karang dan kandas pada Selasa (17/5) pukul 14.31 Wita, KM Sirimau terpaksa lego jangkar di perairan itu.
Hingga memasuki hari kedua, Rabu 18 Mei 2022, PT Pelni masih menunggu bantuan berbagai pihak supaya kapal bisa keluar dari kepungan karang di perairan dangkal tersebut.
Kepala Syahbandar Lewoleba- Lembata, Abdul Syukur Muklis juga sudah memerintahkan KM Gandha Nusantara 14 untuk membantu olah gerak KM Sirimau agar bisa kembali berlayar menuju pelabuhan Maumere di Sikka.
Akan tetapi upaya itu tidak berhasil. KM Sirimau masih pada posisi kandas dan tidak bisa melakukan olah gerak. Mesin induk kapal itu pun terpaksa dimatikan. Semua sistem navigasinya juga dikabarkan di nonaktifkan untuk sementara waktu.
Terhitung sudah 28 jam kapal tersebut masih kandas di sekitar perairan Ile Ape-Lembata tepatnya di perairan desa Palilolon.
Informasi lain yang disampaikan Abdul Syukur Muklis bahwa Ballast Water sebagai pemberat untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan kapal pun sudah dikosongkan.
Pengosongan air bertujuan supaya kapal bisa punya daya apung yang besar termasuk berat kapal pun bisa lebih ringan. Akan tetapi hal ini pun berujung nihil.
"Air dalam tangki ballast juga sudah dikosongkan tapi masih saja belum bisa," ujar Abdul Syukur ketika dikonfirmasi Rabu 18 Mei 2022.
Menurut Abdul, sampai saat ini para penumpang dan para ABK masih dalam keadaan aman.
"Kapal juga masih berada dalam keadaan aman. Tidak ada kerusakan akibat menabrak karang dan kandas. Lunas dan lambung kapal juga tidak bocor," katanya.
Kandasnya KM Sirimau itu disebabkan oleh sistem navigasinya tidak berfungsi secara baik.
"Kemungkinan sistem navigasi tidak berfungsi baik," tandasnya.
Sebelumnya, Kapal motor (KM) Sirimau yang sedang berlayar dari Pelabuhan Lewoleba,Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) Kandas di Pulau Meko, Selasa 17 Mei 2022 kemarin.
Kandasnya kapal tersebut menyebabkan calon penumpang kapal KM Sirimau yang sedang menunggu diberangkatkan dari Pelabuhan Lorens Say Maumere mengalami kepanikan lantaran kekurangan stok persediaan makanan dan minuman.
Respon atas keluhan dan kepanikan penumpang, pihak PT. Pelayaran nasional Indonesia (Persero) cabang Maumere menegaskan sudah berkoordinasi dengan pihak pelni pusat untuk melakukan penanganan.
Kepala Pelni cabang Maumere, Yusuf kepada TribunFlores.com pada Rabu 18 Mei 2022 menyampaikan ia sudah menurunkan tim untuk mendekati dan membantu mengatasi solusi para calon penumpang yang saat ini tengah menunggu di Pelabuhan Lorens Say Maumere.
"Kita sudah turunkan tim, pak kepala operasional pelni, Pak Kadri sudah sejak kemarin hingga hari ini terus mengecek kondisi para penumpang," ungkapnya.
Dalam mengatasi persediaan makanan untuk kurang lebih 180 an calon penumpang KM Sirimau di Pelabuhan L Say Maumere, ia menegaskan sudah berkoordinasi dengan pihak pelni pusat sesuai prosedur yang ada.
"Kitakan harus berkoordinasi dengan pihak pusat, dan itu sudah kita lakukan dan sebentar malam bisa kita sediakan makanan dan minuman untuk calon penumpang yang sedang menunggu," ungkapnya.
Selain itu juga, pihaknya sudah membantu mencarikan solusi bahkan membatalkan tiket keberangkatan calon penumpang itu namun dari pihak penumpang sendiri tidak mau dan mengaku akan tetap menunggu.
Hal ini diperjelas oleh kepala operasional Pelni cabang Maumere, Kadri, katanya, kemarin hingga hari ini ia sudah bersama dengan para penumpang.
"Saya dari kemarin hingga malam ini belum tidur pak, bersama penumpang. Kita juga tawarkan solusi minta mereka kembali ke rumah namun ada yang tidak mau karena ingin tetap menunggu untuk berangkat," tandasnya.
Menurut Kadri, para penumpang tetap menunggu karena ingin mencari pekerjaan di daerah luar.
"Katanya mereka mau cari kerja di sorong, kita minta mereka kembali hanya mereka nggak mau," tegasnya.
Menurut pengakuan Kadri, para penumpang hingga saat ini dalam situasi baik-baik saja.
"Kita tetap pantau, untuk persoalan makanan kita sudah koordinasikan dengan bagian pusat untuk adakan. Paling lambat sebentar malam udah bisa disediakan. Karena, kita harus kerja ikut prosedur pak," tutupnya.