Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Kristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Sebanyak 18 tiang listrik milik PLN Maumere belum dipindahkan dari area genangan air Bendungan Napun Gete, Desa Ilinmedo, Kecamtan Waiblama, Kabupaten Sikka.
Dikhawatirkan saat air naik sampai garis batas dan mendekati tiang listrik bisa membahayakan warga yang melintasi area ini atau bisa tersengat aliran listrik.
Kepada TRIBUNFLORES.COM, Rabu, 31 Agustus 2022, Darsono Abdullah, koordinator pengelola Bendungan Napun Gete, mengakui sekitar 18 tiang listrik belum dipindahkan.
" Tiang listrik ini harus dipindahkan. Saat air naik dan mendekati tiang listrik itu resikonya besar. Mungkin saja ada warga yang melintas genangan dan sangat berbahaya," ungkap Darsono.
Baca juga: Jasad Gervasius Gedo Korban Tenggelam di Napun Gete Sikka Mengapung, Ini Kata Kapolsek Waigete
Ia mengharapkan pihak PLN Maumere segera melakukan pemindahan tiang listrik yang berada di area genangan air bendungan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Ia juga menambahkan bahwa faktanya Bendungan sudah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Selasa, 23 Februari 2022 lalu. Namun hingga kini belum dibuka untuk umum karena masih ada pembenahan di area bendungan.
Larang Warga Pakai Rakit
Sebelumnya, area genangan air Bendungan Napun Gete masih menjadi bagian wilayah kerja Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II(BWS NTT II).
Diketahui, Gervasius Gedo (46) diduga hilang dan tenggelam pada Selasa, 30 Agustus 2022 hingga 31 Agustus 2022 belum juga ditemukan.
Kamis 1 September 2022 sekitar pukul 10.34 Wita,
Kepada TRIBUNFLORES.COM, Rabu, 31 Agustus 2022 siang, Darsono Abdullah (45), koordinator unit pengelolah Bendungan Napun Gete, mengatakan ia dan timnya sebelumnya sudah melakukan himbauan kepada warga sekitar agar tidak melintasi area genangan air bendungan.
Baca juga: Jasad Gervasius Gedo Korban Tenggelam di Napun Gete Sikka Mengapung, Ini Kata Kapolsek Waigete
"Kami selaku pengelola Bendungan Napun Gete sudah seringkali menghimbau warga dan pemerintah serta memberikan arahan untuk tidak menggunakan rakit bambu. Karena takut akan resiko besar yang berujung seperti kejadian hari ini," tutur Darsono.
Ia mengaku pemberian peringatan sudah dilakukan melalui sosialisasi dalam setiap kesempatan. Rambu-rambu peringatan pernah dipasang namun hilang.
Namun ia menyadari warga yang melintas di area genangan air bendungan karena tidak ada jalan lain selain melewati jalan pintas tersebut. Karena sebagian besar warga Desa Ilinmedo adalah petani ladang.
Rumah warga berada di sisi selatan daerah genangan air Bendungan Napun Gete. Sementara itu ladang mereka letaknya di sisi utara daerah genangan air bendungan.
Darsono juga menegaskan, ia mewakili BWS NTT II terus mengkawal proses penemuan Gervasius Gedo yang diduga hilang dan tenggelam di dalam area pengelolan BWT NTT II.
Lanjutnya, pihak pengelola Bendungan Napun Gete kedepannya lebih intes untuk melakukan patroli keliling. Rencannya ia akan menggunakan pengeras suara untuk menyampaikan informasi kepada warga yang tinggal di sekitar area genangan air bendungan.
Dan hingga kini masih menunggu SOP pembuatan pagar keliling sekitar area genangan air bendungan. Sambil menunggu pembuatan jalan alternatif bagi warga setempat.
"Selama ini patroli jarang dilakukan karena perahu yang biasanya digunakan sudah rusak. Kami sementara menunggu spedbod sehingga memudahkan kami mengontrol dari bendungan hingga area genangan air bendungan," jelas Darsono.
Sudah Ditemukan
Gervasius Gedo (46) korban tenggelam di Bendungan Napun Gete, Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka ditemukan, Kamis 1 September 2022 pagi.
Gervasius ditemukan sudah tak bernyawa oleh tim SAR gabungan bersama keluarga dan warga Desa Ilinmedo.
Gervasius ditemukan sekitar pukul 10.34 Wita.
Usai ditemukan, Gervasius dibawa ke darat dan dibungkus dengan kantong jenazah milik Basarnas Maumere yang telah disiapkan dari kemarin, Rabu 31 Agustus 2022.
Diketahui, Gervasius hilang dan diduga tenggelam di Napun Gete Sikka, Selasa 30 Agustus 2022 sekitar pukul 19.30 Wita.
Saat itu Gervasius dan kerabatnya pulang dari acara adat di Desa Werang menggunakan sampan tradisional yang terbuat dari bambu.