Maria Avelina Nofianti (12), Ketua Osis SMPN 2 Talibura menuturkan, pihaknya berinisiatif mendatangi rumah korban untuk memberikan kekuatan bagi pihak keluarga.
"Kami semua berjumlah 23 orang. Kami menyanpaikan niat ke para guru bahwa kami mau mengunjungi rumah teman yang saat ini terkena musibah," ujarnya.
Setelah membawakan doa, lanjut Nofianti, mereka juga berniat menghibur Martha Kasiana bersama keluarga agar tidak larut dalam kesedihan.
"Mewakili teman-teman, kami mau menghibur teman Martha agar jangan bersedih dan tetap semangat sekolah," katanya.
Sementara Martha Kasiana, anak sulung korban, mengaku sang ayah meninggalkan rumah sejak hari Senin 29 Agustus 2022.
"Bapa jalan itu saya lagi di sekolah. Saya pulang sekolah siang lihat bapa sudah tidak ada," katanya.
Saat ke sekolah, Martha mengaku sang ayah tidak mengucapkan sesuatu untuknya. Ia hanya berpamit seperti hari-hari biasanya.
"Bapa tidak bilang apa-apa kaka," kata Martha.
Namun besoknya, Selasa 30 Agustus 2022 sektar pukul 20.00 malam Wita, tedengar kabar bahwa sang ayah menghilang saat menyeberangi perairan bendungan menggunakan rakit bambu.
Kepala Desa Ilenmedo, Yoseph Uje menuturkan, belum ada tanda-tanda meski proses pencarian sudah berlangsung sepanjang malam.
"Warga sudah cari dari tadi malam, dan hari ini sudah hadir tim Basarnas Maumere. Tetapi belum ada tanda-tanda positif," ujar Yoseph di rumah korban.
Sementara Nikolaus Lai (49), ipar kandung korban, mengaku pihak keluarga sudah ikhlas menerima korban dalam keadaan apa pun.
"Kami keluarga berharap bisa ditemukan. Kami pasrahkan jika memang keadaannya sudab tak bernyawa," katanya.
Maria Goreti, istri korban, hanya bisa menangis bersama dua putrinya. Ia bahkan tak bisa mengeluarkan sepatah kata.
Sang istri sudah puluhan kali ulak-alik dari rumah menuju tepi bendungan. Ia menanti kedatangan suami dengan gelimang air mata.
Berita Bendungan Napun Gete lainnya