Renungan harian pagi ini diambil dari eKatolik.
Umat Katolik tidak diberkati Tuhan
karena tidak membayar persepuluhan?
Bacaan Injil hari ini menunjukkan bahwa
anggapan itu tidak benar. Yesus justru
mengecam orang yang membayar
persepuluhan, sebab setelah
melaksanakan hal itu, mereka justru
mengabaikan hal yang paling penting,
yakni keadilan dan kasih Allah.
Yang disampaikan Yesus hari ini masih dalam konteks kecaman-Nya terhadap
kemunafikan kaum Farisi. Selain mereka,
Yesus juga mengecam ahli-ahli Taurat.
Tokoh-tokoh agama itu dikecam Yesus
karena mementingkan hukum agama di
atas segalanya, gila hormat,
mencelakakan umat yang mereka
bimbing, serta mengajarkan sesuatu yang melaksanakannya.
Dengan berkata, "Celakalah," Yesus melontarkan kecaman
keras, sekaligus memastikan bahwa
orang-orang itu akan menerima hukuman
berat.
Sebagai pemimpin agama, mereka
seharusnya menjadi teladan bagi umat.
Yang terjadi justru sebaliknya: Mereka
menyalahgunakan jabatan, memburu
keuntungan untuk diri sendiri, dan
mengabaikan umat yang menjadi
tanggung jawab mereka.
Mari memusatkan perhatian pada
persembahan persepuluhan yang
disinggung oleh Yesus dalam perikop ini.
Sebagai praktik yang sudah berlangsung
turun-temurun, persembahan
persepuluhan tetap dilaksanakan oleh
orang Yahudi pada masa itu, tetapi
sayangnya banyak orang sudah melupakan semangat awal yang
mendasarinya dengan melihatnya sebagai
kewajiban semata, atau lebih celaka lagi,
sebagai kesalehan untuk dipamer-
pamerkan.
Karena itu, alih-alih didukung, persepuluhan menjadi sasaran kritikan
Yesus. la tidak setuju melihat orang Farisi
begitu menekankan pentingnya
persepuluhan dan mengalahkan hal-hal
yang lebih krusial seperti keadilan, belas
kasihan, dan kesetiaan.
Apakah dengan begitu bisa dikatakan
bahwa Yesus menolak atau bahkan
melarang persepuluhan? Kiranya tidak
demikian. la berkata, "Yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan
diabaikan."
Yesus kiranya berpendapat bahwa persepuluhan bukanlah suatu masalah kalau dipahami secara tepat.
Ketika orang mempersembahkan Dersepuluhan semata-mata karena_alih-alih persepuluhan, Yesus
ingin memperkenalkan semangat baru
dalam hal berbagi, yakni berbagi secara
tulus dan dalam kemurahan hati yang
tanpa batas.
Kiranya itulah yang terpenting mengenai persembahan dalam bentuk apa pun, yakni bahwa
persembahan tersebut, berapa pun jumlahnya, diberikan dengan tulus, rela dan prnuh sukacita.
Jarot Handianto
Init naskah dan penerbit lembaga blibika Indonesi.
Renungan Harian Katolik Lainnya