Berita NTT

14 Warga NTT Keracunan Usai Makan Daging Sapi, 3 Orang Ibu Hamil

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PASIEN KERACUNAN DAGING - Pasien yang diduga keracunan pasca mengonsumsi daging sapi yang tidak sehat saat dirawat di Puskesmas Lurasik, Oktober 2022.

TRIBUNFLORES.COM, KEFAMENANU - Kepala Puskesmas Lurasik, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, Fabianus Enrico Banusu, S. KM menyebutkan, total semua warga yang mengalami keracunan makan daging yang sudah mati di Desa Hauteas Barat, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu sebanyak 14 orang.

"14 pasien tersebut laki-laki 7 orang dan perempuan 7 orang," ujar Kepala Puskesmas Lurasik saat diwawancarai POS-KUPANG. COM, Senin, 17 Oktober 2022 ketika ditanyai soal warga yang Keracunan Makan Daging.

Dari total 14 pasien tersebut, yang menerima pelayanan rawat inap di Puskesmas Lurasik sebanyak 12 orang akibat keracunan dakan daging. Sedangkan 2 orang lainnya melakukan rawat jalan.

Baca juga: Makan Sirih Pinang Praktek Adat Baik di NTT Tapi Salah Dimanfaatkan Eksploitasi Perempuan

 

Sementara itu, kata Fabianus, dari 14 orang warga yang diduga mengalami keracunan tersebut, 3 orang diantaranya adalah ibu hamil.

Ia mengakui bahwa, kondisi para pasien saat ini sudah membaik. Meskipun demikian, sebanyak 12 orang pasien masih dirawat di Puskesmas.

"Semuanya orang dewasa," ujarnya.

Walaupun kondisi 12 orang pasien tersebut, sudah membaik, tutur Fabianus, namun pihak Puskesmas belum memulangkan mereka.

"Biar mereka betul-betul baik baru kita pulangkan nanti," ucapnya.

Lebih lanjut disampaikan Fabianus, para pasien mengkonsumsi daging ternak sapi yang sudah mati beberapa jam.

Ternak tersebut disembelih dan dibagikan kepada warga sekitar dan dikonsumsi. Beberapa jam setelah mengonsumsi daging itu, muncul reaksi seperti sakit perut, mulas, mual, panas tinggi, mencret dan muntah-muntah.

Baca juga: Ratapan Ibu Korban Cebur Diri di Laut Lembata,Ama Pergi Kemana

Ia menerangkan, beberapa warga yang mengalami reaksi tersebut berinisiatif mendatangi Puskesmas untuk menerima pengobatan.

Sementara itu, beberapa orang lainnya dijemput oleh para pegawai Puskesmas Lurasik di rumah mereka masing-masing.

Fabianus juga mengakui bahwa sampel daging tersebut sudah dikirim oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten TTU ke Laboratorium Kesehatan Kupang untuk diperiksa.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menguburkan ternak yang sudah mati. Pasalnya, daging ternak yang sudah mati tidak sehat untuk dikonsumsi.

"Karena di dalamnya itu ada penyakit atau apa kita tidak tahu," tutupnya. (*)

Berita NTT lainnya