"Dari situlah Mari Longa menjadi kuat dan tak tertandingi. Ia tumbuh dewasa dan gagah perkasa," kata Edon.
Mari Longa Mulai Terlibat Perang Antar Suku
Pada tahun 1984, kata Edon, Mari Longa genap berusia 48 tahun. Mari Longa mulai memimpin warga kampung berburu di hutan. Karena ketangkasan dalam memimpin dan memimpin Mari Longa diundang untuk antar suku perang suku memperebutkan tanah.
Mari Longa terlibat dan memimpin enam kali petang antara lain, melawan orang Mego 1881, orang Dike Lawi Ndondo, Rada Lamba (orang Detukeli), orang Nggande, orang Mauria dan orang Londi Maurole. Perang antara suku tersebut terjadi dalam kurun waktu 1888 hingga 1892, semuanya dimenangkan oleh pasukan Mari Longa.
Baca juga: Nama Bayi Katolik Lahir Tanggal 13 November Lengkap Kisah Tokoh dan Maknanya
Perang Saudara
Pada 1893 pecah perang saudara antara Mari Longa dengan kakaknya, Pega Longa. Sebabnya, anjing milik Mari Longa menggigit babi milik Pega Longa hingga mati. Pega Longa memaksa Mari Longa untuk hidupkan babinya yang sudah mati.
Mari Longa meminta agar anjingny dibunuh dan dimakan bersama-sama, sayangnya Pega Longa tetap teguh dan terjadilah perang saudara. Pasukan Pega Longa kalah, 34 anggotanya tewas. Pega Longa pun ke Kampung Lowo Fila, hingga saat ini keturunannya masih ada yakni Buga Pio, Pio Paka dan Paka Pega.
Baca juga: Tim SAR Maumere Berhasil Evakuasi Agustinus Woro Pemanjat Tower di Sikka
Mari Longa dari Perang Saudara ke Perang Melawan Belanda Menurut Cerita Keturunannya (3)
Setelah pecah perang saudara antara Mari Longa dengan kakaknya Pega Longa, mulailah babak baru perjuangan Mari Longa petang melawan penjajah Belanda.
Tahun 1894, terjadi perang di Watungere. Belanda menyerang Watunggere lantaran sudah mendengar kehebatan Mari Longa. Operasi penyerangan Belanda mulai dari Maumere, Wolosewa, Peibenga, Rawu Suja, Pisa, Lewogare, Pemowawi, Watunggere.
Belanda membakar kampung Lewogare, Pemowawi dan Watunggere. Saat itu Mari Longa sedang tidak berada di kampung, Mari Longa sedang dikebunnya.
Baca juga: Perpustakaan Rutan Larantuka Terima 500 Judul Buku
Tahun 1898, pecah perang Mari Longa melawan Belanda di Kuru Bege (saat ini Jl. Garuda Kota Ende).
Perang tersebut berawal dari laporan dari Nggobhe Lapo, orang Saga kepada Mari Longa bahwa anak-anak gadis orang Saga diperkosa oleh tentara Belanda saat jualan di Kota Ende.