Menurut Yosef, pendidikan formal tiga tahun, pola asuh dan asrama akan tumbuh pembiasaan dalam siswa/siswi, sehingga terpola dalam kehidupannya ketika telah lulus. Ketika kembali ke masyarakat menjalani apapun profesinya, ia telah memiliki kerasulan di dalam diri.
Yosef menaruh harapan yang besar kepada para guru dan siswa membawa perubahan yang lebih besar untuk masa depan SMAK Ende. Kondisi dahulu yang sulit, tim sembilan bisa mendirikan sekolah. Sedangkan kondisi saat ini, SMAK Ende menjadi satuan kerja yang memiliki anggaran negara dan sumber daya sendiri.
Baca juga: Material Longsor di Jalan Trans Flores Ende-Bajawa Sudah Dibersihkan, Arus Lalu Lintas Normal
“Harus lebih hebat dan lebih besar untuk Ende di masa depan,” tantang Yosef.
Kepala Kantor Kemenang Ende, Nikolus Nuka meminta para guru dan siswa merefleksikan kerja keras tim sembilan berjuang swadaya mendirikan SMAK Ende membawa perubahan pendidikan di Ende.
“Tanpa sembilan orang pendiri, kita tidak bisa seperti ini. SMAK harus melahirkan generasi yang unggul berkarakter. Persemaian kader Katolik,” tegas Nikolaus.
Kepala SMAK Negeri Santo Thomas Morus, Yohanes Devita Son Duri mengatakan sekolah ini melahirkan 700 lulusan dari delapan angkatan. Sebagian mereka melanjutkan pendidikan ke berbagai jenjang perguruan tinggi dan yang lain bekerja di berbagai bidang. Saat ini SMAK Ende mendidik 361 siswa dengan 38 orang pengasuh guru negeri dan honor. *
Berita Ende lainnya