Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”
Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu Yesus berkata kepada ibu itu, “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”
Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 9 Februari 2023.
Tema renungan harian katolik yaitu Iman dan Rendah Hati kepada Tuhan dan Sesama.
Renungan Harian Katolik dibawakan oleh Pater Fredy Jehadin, SVD.
Renungan harian katolik yaitu Pekan Biasa V dan warna liturgi hijau.
Saudara-saudari
Sewaktu saya merenungkan percakapan Yesus Kristus dengan wanita Yunani bangsa Siro – Fenisia, di mana Yesus berkata kepadanya: “Biarkanlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkan kepada anjing,” muncul pertanyaan dalam pikiran saya: Bagaimana kira-kira raut muka dan intonasi suara Yesus sewaktu Dia melontarkan pernyataan ini kepada wanita Yunani ini? Apakah Ia menyampaikan pernyataan ini dengan muka serius atau dengan raut wajah yang ceriah dan senyum-senyum?
Menyapa seseorang dengan kata anjing bisa saja berarti mengina kalau diucapkan dengan sangat serius dan bernada marah.
Tetapi bisa juga berarti kelakar dan ada rasa kedekatan kalau diucapkan dengan nada halus dengan ekspresi wajah yang ceriah dan senyum.
Kalau kita melihat latarbelakang situasi yang lagi dialami oleh wanita Yunani ini, bahwa dia masih dalam situasi sedih karena anak perempuannya kerasukan roh jahat, dan sadar akan sifat dasar Yesus Kristus di mana Ia selalu mengasihi manusia dan siap menyelamatkan manusia, maka sapaan anjing yang digunakan dalam percakapan antara Yesus dan wanita Yunani ini, sesungguhnya bukanlah satu penghinaan, tetapi satu sapaan kelakar.
Kata anjing yang digunakan Yesus Kristus dalam percakapan itu bukanlah anjing liar yang harus dicaci maki, tetapi anjing kesayangan yang harus dikasihi dan selalu disayangi oleh tuannya.