Renungan Ibadat Hari Minggu

Renungan Singkat Ibadat Sabda Hari Minggu 12 Februari 2023

Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

POTRET - Tampak anak-anak SEKAMI di Stasi Nangallimang, Kabupaten Sikka, berpose bersama usai mengikuti misa hari Minggu bertepatan dengan Hari Anak Misioner Sedunia ke-178 pada Minggu 8 Januari 2023.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Berikut ini renungan singkat Ibadah Sabda Hari Minggu, 12 Februari 2023.

Renungan singkat ini dibuat Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD bagi umat katolik di mana saja berada.

Renungan ini diambil dari bacaan-bacaan ibadat sabda Minggu, 12 Februari 2023.

Baca juga: Bacaan-Bacaan Misa Hari Minggu 12 Februari 2023

 

RENUNGAN SINGKAT
Kita baru saja mendengarkan bacaan Injil yang
mengisahkan ajaran Yesus yang bertolak dari hukum
Taurat. Yesus mengatakan bahwa Ia tidak meniadakan
Hukum Taurat melainkan menggenapinya. Karena itu,
Ia berusah untuk memberikan penekanan akan hal-hal
inti yang dimaksudkan oleh Hukum Taurat. Kita dalami
satu dua poin dari ajaran Yesus ini untuk kehidupan
kita saat ini.
Pertama, kesesuaian antara ibadah dengan hidup
harian. Yesus menyatakan bahwa adalah lebih baik
orang berdamai dengan sesamanya daripada melanjutkan ibadahnya. Bagi Yesus, ibadah harus sejalan
pula dengan hidup harian. Relasi yang baik dengan
Tuhan mesti juga terungkap dalam relasi yang baik
dengan sesama.
Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa kita diajak
untuk hidup damai dengan sesama. Ketenangan batin
hanya dapat diperoleh kalau orang mampu menjalin
relasi yang baik dengan semua pihak. Ibadah juga
merupakan cara untuk membangun relasi yang baik
dengan Tuhan. Namun, Ketika kita membangun relasi
yang baik dengan sesama, kita sebenarnya sedang
menerjemahkan ibadah kita dalam hidup yang nyata.
Karena itu, mari kita hidup damai satu sama lain, agar
energi hidup kita menjadi lebih positif guna
membangun dunia dan Kerajaan Allah.
Kedua, kejujuran hidup. Yesus mengajarkan agar orang
tidak perlu bersumpah. Kalau ya katakan ya, dan kalau
tidak, katakan tidak. Yang selebihnya berasal dari si
jahat. Kata-kata Yesus ini mengingatkan para
pendengar-Nya untuk menjalani hidup apa adanya.
Orang mesti jujur dengan hidupnya sehingga ia mudah
dipercaya. Sumpah tidak akan berguna kalau orang
tidak menjalani hidup yang jujur.
Ajaran Yesus ini meneguhkan hati kita untuk hidup
sederhana dan apa adanya. Kejujuran hidup akan
membuat orang lain percaya kepada kita. Sikap yang
tidak jujur sebenarnya menyusahkan diri kita sendiri.
Kita akan dihantui oleh ketidakjujuran tersebut.
Kejujuran bukan selamanya menggembirakan. Ia
kadangkala menyakitkan, terutama ketika kita mesti
mengatakan hal-hal yang sebenarnya. Namun
demikian, ia akan menenangkan batin kita. Jika kita
jujur, batin kita akan lebih damai dan kita akan lebih
fokus pada pengembangan diri kita sendiri. Sebaliknya
ketidakjujuran akan menghambat perkembangan diri
sendiri. Mari kita saling menaruh kepercayaan dengan
sikap hidup yang jujur dan apa adanya. Tuhan
memberkati.(ris)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News