Oleh karena itu, beberapa orang juga masih menggunakan intuisi dan suara hatinya ketika mengambil keputusan.
Mereka tidak hanya berpedoman pada tanda atau bukti yang tersedia.
Yesus kecewa terhadap orang-orang Farisi yang mau mencobai Dia, yakni dengan meminta tanda dari Sorga.
Alasan mereka meminta tanda itu dikatakan hanya untuk mencobai Yesus, bukan untuk semakin diyakinkan atau diteguhkan dalam mengambil keputusan apakah menerima Yesus sebagai utusan dari Allah atau tidak.
Sejak awal mereka sudah menolak Yesus sebagai utusan Allah.
Sehingga tanda yang mereka minta itu hanya dijadikan alasan untuk menjatuhkan Yesus.
Bila hati masih tertutup, seseorang tidak akan pernah mau mengubahkeputusannya, kendati keputusan itu jelas-jelas tidak tepat.
Hanya orang yang senantiasa membuka hatilah yang dapat mengenal Yesus secara benar dan mau mengikuti-Nya. Hati yang terbuka adalah hati yang diliputi oleh cinta kepada Allah dan sesama.
Apakah kita sudah menggunakan suara hati kita ketika hendak mengambil keputusan? Apakah kita senantiasa membuka hati kita untuk mendengarkan Yesus melalui berbagai tanda yang terjadi dalam hidup kita?
Doa Penutup
Allah Bapa yang Maharahim, semoga kami semakin mengenal diri kami, ajarilah kami saling membimbing dan mengasuh, sebagaimana putra dan putri se-Bapa, yang menyayangi umat ciptaan-Nya.
Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/ (Sumber The Katolik.Com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News