Murid itu mengenal Imam Besar, dan Ia masuk ke halaman istana Imam Besar itu. Tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Murid yang lain itu, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, berbicara dengan perempuan penjaga pintu, lalu membawa Petrus masuk. Kata hamba perempuan penjaga pintu itu kepada Petrus, " Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus, "Buka!" Sementara itu hamba- hamba dan para penjaga Bait Allah telah menyalakan api arang, sebab udaranya dingin waktu itu, dan mereka berdiri menghangatkan badan di situ. Petrus pun berdiri menghangatkan badan bersama-sama dengan mereka. Kemudian mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang para murid dan tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya, " Aku berbicara terus terang terhadap dunia : Aku selalu mengajar di rumah- rumah ibadat dan di Bait Allah tempat semua orabg Yahudi berkumpul; Aku tidak berbicara sembunyi- sembunyi. Mengapa engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka yang telah mendengar apa yang Aku katakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang tejah Aku katakan."
Ketika Yesus mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ menampar muka Yesus sambil berkata, "Begitukah jawab-Mu terhadap Imam Besar?" Jawab Yesus kepadanya, "Jika kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jika benar, mengapa engkau menampar Aku?" Lalu Hanas mengirim Yesus dalam keadaan terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar. Simon Petrus masih berdiri dan menghangatkan badan.
Kata orang- orang di situ kepadanya, "Bukankah engkau juga salah seorang murud Yesus?" Petrus menyangkalnya, katanya, Bukan!" Kata salah seorang Imam Besar, keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus, "Bukankah engkau lihat di taman itu bersama- sama dengan Yesus?" Petrus pun menyangkal lagi dan seketika itu juga berkokoklah ayam. Keesokan harinya, ketika masih pagi, mereka membawa Yesus dari Kayafas ke istana gubernur. Mereka sendiri tidak masuk ke istana gubernur itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu, Pilatus keluar menemui mereka dan berkata, "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?" Jawab mereka kepadanya, " Jika Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!" Kata Pilatus kepada mereka, " Ambillah Dia,dan hakimilah Dia menurut hukummu sendiri!" Kata orang- orang Yahudi itu, " Kami tidak diperbolehkan menghukum mati seseorang." Demikian hendaknya supaya digenapi firman Yesus yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Ia akan mati.
Pilatus masuk kembali ke dalam istana gubernur, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Apakah Engkau raja orang Yahudi?" Jawab Yesus, "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri atau orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?" Kata Pilatus, "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsamu sendiri dan imam- imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau lakukan?" Jawab Yesus, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini! Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba- hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." Lalu kata Pilatus kepada-Nya, "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus, "Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja! Untuk itulah Aku lahir, dan untuk itulah Aku datang kedalam dunia ini, supaya Aku bersaksi tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." Kata Pilatus kepada-Nya, "Apakah kebenaran itu?" Sesudah mengatakan demikian, Pilatus keluar lagi menemui orang- orang Yahudi, dan berkata kepada mereka, "Aku tidak menemukan kesalahan apa pun pada-Nya.
Tetapi pada kamu ada kebiasaan bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orabg Yahudi bagimu?" Mereka teriak lagi, "Jangan orang ini, melainkan Barabas!" Barabas adalah seorang penyamun. Lalu Pilatus memanggil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit- prajurit menganyam sebuah mahkota duri, dan menaruhnya diatas kepala Yesus. Mereka mengenakan pakaian ungu kepada-Nya, dan sambil maju ke depan mereka berkata, "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar wajah Yesus. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada orang- orang Yahudi, "Lihatlah, aku membawa Dia keluar kepada kamu, supaya kamu tahu bahwa aku tidak menemukan kesalahan apa pun pada-Nya." Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berpakaian ungu.
Kata Pilatus kepada mereka, "Lihatlah orang ini!" Ketika para imam kepala dan penjaga- penjaga itu melihat Yesus, berteriaklah mereka, "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka, "Ambilah Dia, dan salibkan Dia!" Sebab aku tidak menemukan kesalahan apa pun pada-Nya." Jawab orang- orang Yahudi itu kepadanya, "Kami mempunyai hukum, dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap Diri-Nya sebagai Putra Allah." Ketika Pilatus mendengar perkataan itu ia makin takut. Lalu ia masuk lagi ke dalam istana gubernur, dan berkata kepada Yesus, "Dari manakah asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak memberikan jawaban kepadanya. Maka kata Pilatus, "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkaubtahu bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?" Yesus menjawab, " Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jika kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu, dia yang menterahkan Aku keladamu, lebih besar dosanya." Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Yesus, tetapi orang- orang Yahudi berteriak, " Jika engkau bebaskan orang ini, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar." Ketika mendengar perkataan itu, Pilatus membawa Yesus ke luar.
Lalu Ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Lithostritos, dalam bahasa Ibrani : Gabbatha. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira- kira pukul dua belas. Kata Pilatus kepada orang- orabg Yahudi itu, "Lihatlah rajamu!" Lalu berteriaklah mereka, "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka, "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam- imam kepala, "Kami tidak mempunyai raja selain Kaisar!" Akhirnya, Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya, Yesus di bawa keluar kota, ke tempat yang bernama Tengkorak, dalam bahasa Ibrani : Golgotha. Di situ Yesus di salibkan dan bersama dengan Dia di salibkan juga dua orang lain, sebelah- menyebelah, sedangkan Yesus di tengah- tengah. Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu itu, bunyinya : "Yesus orang Nazaret, Raja Orang Yahudi." Banyak orang Yahudi membaca tulisan itu, sebab tempat Yesus di salibkan itu letaknya dekat kota, dan kata-kata itu di tulis dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani. Lalu kata imam- imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus, "Jangan engkau menulis 'Raja Orang Yahudi,' melainkan 'Ia mengatakan :
Akulah Raja Orang Yahudi."' Jawab Pilatus, "Apa yang tertulis tetap tertulis." Sesudah prajurit- prajurit itu menyamibkan Yesus, mereka mengambil pakaian Yesus, lalu membaginya menjadi empat bagian, untuk masing- masing prajurit satu bagian. Jubah Yesus pun mereka ambil. Tetapi jubah itu tidak berjahit, dari atas sampai ke bawah merupakan satu tenunan utuh. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain, "Jangan kita membaginya menjadi beberapa potong, tetali baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatkannya." Demikianlah hendaknya supaya digenapi yang ada tertulis dalam Kitab Suci : "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan membuang undi atas jubah-Ku. Hal itu telah dilakukan prajurit- prajurit itu.
Dekat salib Yesus berdiri ibu Yesus dan saudara ibu-Nya, Maria istri Kleopas, dan Maria Magdalena. Ketika Yesus mihat ibu-Nya dan murid yang Dia kasihi di samping-Nya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, "Ibu inilah anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid itu, "Inilah ibumu!" Sejak saat itu, murid itu menerima Maria di dalam rumahnya. Sedudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia, "Aku haus!" --supaya digenapi yang ada tertulis dalam Kitab Suci-- Di situ ada suatu bejana penuh anggur asam. Lalu mereka melilitkan bunga karang pada sebatang hisop, mencelupkannya dalam anggur asam itu, lalu mengulurkannya ke mulut Yesus. Sesudah meminum anggur asam itu, berkatalah Yesus, " Sudah selesai!" Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya. ( semua hening sejenak merenungkan wafat Tuhan )
Karena hari itu adalah hari persiapan, dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu hari yang besar-- maka datanglah para pemuka Yahudi kepada Pilatus dan meminta keladanya supaya kaki orang- orang itu di patahkan, dan jenazah- jenazah itu di turunkan. Lalu datanglah prajurit-prajurut, dan mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Orang yang melihat sendiri hal itu bersaksi, dan benarlah kesaksiannya. Ia pun tahu bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya digenapi yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Ada pula nas lain yang mengatakan : "Mereka akan memandang Dia, yang telah mereka tikam." Sesudah itu Yusus dari Arimatea meminta kepada Pilatus, supaya ia memperbolehkan menurunkan jenazah Yesus. Yusuf menjadi murid Yesus secara sembunyi-sembunyi karena ia takut kepada para pemuka Yahudi. Pilatus mengabulkan permintaan Yusuf. Lalu datanglah Yusuf dan menurunkan jenazah Yesus. Nikodemus juga datang ke situ.
Dialah yang dulu datang malam- malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira- kira tiga puluh kilogram beratnya. Mereka mengambil jenazah Yesus, mengafaninya dengan kain lenan, dan membubuhinya dengan rempah- rempah menurut adat pemakaman orang Yahudi. Di dekat tempat Yesus di salibkan ada suatu taman, dan taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu Hari Persiapan orang Yahudi, sedangkan kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka membaringkan jenazah Yesus di situ.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Katolik
Mari simak renungan harian katolik.
Tema renungan harian katolik Pengorbanan Yesus