Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO- Warga Desa Golo Mori di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores hidup dalam berbagai keterbatasan. Mengandalkan lampu pelita untuk penerangan, kekurangan pasokan air bersih dan jaringan telphon seluler, padahal di lokasi ini menjadi venue pertemuan para pemimpin negera Asean dalam Asean Summit bulan Mei 2023.
Muhammad Arsyad, warga Golo Mori, menuturkan hingga saat ini warga Golo Mori lebih banyak yang mengandalkan lampu pelita dan tenaga surya untuk penerangan malam.
"Yang mampu beli tenaga surya, mereka pakai itu. Tapi itu tidak terlalu banyak, lebih banyak warga yang masih pakai pelita," kata Muhammad di Golo Mori Selasa 11 April 2023.
Ia menyebut, jaringan telepon dan internet di desa itu juga sangat susah. Hal itu disebabkan menara jaringan kecil, sehingga jangkauannya sangat pendek. "Tower kecil, jangkauannya hanya 1 kilometer. Lebih dari itu hilang sinyalnya," ujar dia.
Baca juga: Breaking News : Mayat Wanita Ditemukan di Pinggir Sungai Wae Racang Manggarai Barat
Ia berharap persoalan listrik dan sinyal di Golo Mori menjadi perhatian utama pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Sekretaris Desa Golo Mori, Abdul Arsyad membenarkan kondisi tidak adanya listrik negara dan susah sinyal di wilayah itu. Ia mengaku selama ini warga hanya mengandalkan lampu pelita dan tenaga surya.
"Sejak dari dulu kami mengandalkan lampu pelita dan tenaga surya. Bagi yang mampu. Yang tidak mampu tetap pakai pelita. Sebagian kecil saja yang pakai tenaga surya," kata Abdul.
Ia menyebutkan, pada bulan Maret lalu, pihak PLN telah mendatangi desa itu untuk mendata sekaligus sosialisasi terkait perluasan jaringan listrik negara di desa Golo mori.
Baca juga: Bupati Manggarai Barat Minta Sekda Bentuk Tim Khusus Sukseskan ASEAN Summit di Labuan Bajo
"Sejauh ini baru ada pemasangan tiang dan instalasi. Sementara progres baru mencapai 30 persen secara keseluruhan. Rencananya menurut PLN pada waktu sosialisasi bahwa April 2023 sudah rampung," ujarnya.
Terkait sinyal, kata dia, sedari dulu hingga sekarang warga resah dengan sinyal yang sangat susah. "Ada tower mini jangkauannya hanya satu kilometer. Itu hanya darurat saja," kata Abdul.
Ia menyebut, warga sangat membutuhkan sinyal untuk bisa berkomunikasi dengan anak-anak sekolah keluarga serta berkomunikasi dengan dunia luar. "Harapannya listrik dan sinyal bisa tuntas tahun ini. Kita sudah lama sekali rindu listrik dan sinyal yang bagus," pungkasnya.
Desa Golo Mori merupakan satu dari 23 desa di Kabupaten Manggarai Barat yang belum menikmati listrik dari PLN. Seluruhnya ada 164 desa dan lima kelurahan di kabupaten yang diproyeksikan menjadi destinasi wisata super prioritas tersebut.
Baca juga: Kapolri Beri Bantuan 1 Unit Kapal Untuk Sat Polairud Manggarai Barat
Sebelumnya, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengatakan persoalan listrik menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah. Salah satunya melalui program Indonesia Terang yang dicanangkan Presiden Jokowi.