Lebih lanjut, Berdasarkan data Risfaskes tahun 2019, jumlah Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) merupakan praktik swasta murni yang dijalankan oleh bidan sebanyak 36.996 yang tersebar di seluruh Indonesia (PPIBI). Selain itu, terdapat 45.875 bidan di desa dari sekitar 83.931 Desa. Hal ini menunjukan bahwa hanya 55 persen Desa yang masih memiliki Bidan Desa.
Menurut Damita, Keberadaan TPMB dan Bidan Desa berkontribusi dalam memperluas dan mendekatkan akses layanan ibu dan anak hingga ke daerah perifer di Indonesia.
"Hal ini menegaskan peran penting Bidan dalam sistem kesehatan, khususnya dalam rangka pemenuhan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas di Indonesia. Hal ini terbukti dengan tingginya jumlah perempuan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh bidan, antara lain pelayanan ANC dilakukan oleh Bidan (85 persen ) dan 41 persen diantaranya di TPMB. Pertolongan persalinan oleh Bidan 62,7 persen (29 persen ditolong di TPMB), serta pelayanan Kontrasepsi Keluarga Berencana 76,5 persen , dimana 54,6 persen layanan tersebut dilakukan di TPMB (Riskesdas, 2018)," terangnya.
Damita menjelaskan, Bidan Indonesia bergabung dalam satu wadah organisasi profesional bidan di Indonesia yaitu Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang merupakan bagian dari Ikatan Bidan Internasional (International Confederation of Midwives/ ICM). Setiap tanggal 5 Mei diperingati sebagai International Day of the Midwife (IDM) atau yang dikenal sebagai Hari Bidan Internasional. Dimana, Tahun 2023 IDM bertemakan “Together again: from evidence to reality”.
"Banyak tantangan yang akan kita hadapi baik dari dalam maupun dari luar organisasi, antara lain jumlah anggota semakin bertambah dengan kualitas lulusan yang bervariasi serta perkembangan kebijakan pelayanan kesehatan, memerlukan perhatian dan komitmen kita bersama untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas anggota agar tetap memberikan pelayanan sesuai standar termasuk pada situasi pandemi covid-19 yang belum dapat diprediksi kapan akan berakhir," tandasnya.
Damita mengungkapkan, IBI sebagai organisasi profesi bekerjasama dengan Kementerian dan Lembaga terkait telah melakukan berbagai upaya di semua tingkat kepengurusan untuk merespon pandemi dengan memberikan berbagai dukungan.
Dukungan itu berupa bantuan Alat Pelindungan Diri (APD) bagi sebagian Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) di wilayah zona merah, melakukan penyebarluasan informasi dan panduan pelayanan terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) melalui kegiatan seminar dan pelatihan secara online maupun blended learning agar pelayanan kebidanan pada masa pandemi tetap dapat diakses dan terjamin kualitasnya dengan penerapan protokol kesehatan sesuai standar baik bagi bidan, klien dan keluarga.
Damita menambahkan, Peringatan Hari Ulang Tahun IBI, merupakan momen dan sarana untuk memperkuat organisasi profesi IBI melalui konsolidasi mulai dari tingkat pusat sampai daerah.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peringatan HUT IBI ke 72 dan IDM tahun 2023 ini, kata Damita, diharapkan dapat menguatkan persatuan Bidan, rasa memiliki, kepedulian dan kecintaan anggota terhadap organisasi IBI.
Baca juga: Pemilu 2024, 404 Bacaleg di Sikka Belum Memenuhi Syarat Administrasi
"Dengan kecintaan terhadap profesi kita ini, marilah bersama-sama kita jaga, kita rawat, kita tumbuh kembangkan IBI menjadi organisasi yang bermartabat diakui secara nasional dan internasional," ajaknya.
Sementara itu, Gubernur NTT melalui Asisten I Dra. Bernadeta Meriani Usboko, M. Si menyampaikan ucapan selamat HUT IBI ke-72 dan Hari Bidan International (International Day of the Midwife/ IDM) Tahun 2023 kepada pengurus Daerah IBI NTT dan semua Bidan di NTT.
"Semoga tetap jaya dalam pelayanan kerena di tangan bidanlah keselamatan ibu dan anak itu terjadi. Tetaplah menjadi pelayan yang penuh cinta kasih," kata Bernadeta.
Bernadeta mengatakan, Hari ulang tahun IBI yang ke-72 adalah hari yang bahagia karena mencapai usia tersebut tidaklah mudah.
"Tentunya banyak kerikil-kerikil yang ditemui dalam perjalanan IBI selama ini, tetapi melalui kerikil itulah IBI bisa sampai pada saat sekarang. Maju tak gentar untuk menyelamatkan ibu dan anak," kata Bernadeta
Saat ini, kata Bernadeta, IBI telah masuk usia ke-72, usia yang matang dalam pelayanan dan penuh kompetitif dalam hal pengelolaan yang juga membutuhkan pengorbanan.