10. ALLELUIA (Mat. 17:5c)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!
U : Alleluia
11. INJIL (Mat. 17:1-9)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Matius. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil.Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersamasama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yangtinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus
berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut!” Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN SINGKAT
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang Yesus yang menampakkan kemuliaan-Nya di atas gunung. Kita lihat satu dua pokok permenungan yang bisa membantu kita melihat kemuliaan Tuhan dalam hidup kita. Pertama, penampakkan itu terjadi di atas sebuah gunung yang tinggi. Di sana tampaklah Musa dan Elia. Musa dan Elia adalah dua orang dalam Perjanjian Lama yang mendaki gunung Tuhan, yaitu gunung Sinai atau gunung Horeb untuk berjumpa dengan Tuhan. Kali ini Yesus menampakkan kemuliaan-Nya dan menghadirkan kembali Musa dan Elia ini. Kejadiannya adalah di atas sebuah gunung yang mengingatkan kembali gunung Sinai atau gunung Horeb. Yang berbeda adalah kali ini keduanya muncul bersamaan dan ada yang melihat mereka yaitu para murid. Kisah ini menunjukkan bahwa Tuhan selalu hadir dalam hidup kita pada segala zaman. Dengan menghadirkan kembali sosok Musa dan Elia, Tuhan hendak menunjukkan bahwa Ia ada di segala zaman dan menyatukan semua umat manusia di dalam Dia. Itulah kemuliaan-Nya yang sejati. Ia melampaui segala zaman dan mengumpulkan semua umat manusia. Kita pun bisa terlibat dalam kemuliaan Tuhan ini dengan mendekatkan diri kita kepada-Nya. Seperti Musa dan Elia yang menemui Tuhan di gunung Sinai, maka kita pun bisa menjumpai dan melihat kemuliaan Tuhan dalam hidup kita. Kedua, Ada tiga murid Yesus yang menyaksikan kemuliaan Tuhan itu yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Mereka ini diajak oleh Yesus untuk berada bersama-Nya di atas gunung itu. Mereka pun terkejut melihat kemuliaan Tuhan Yesus yang membuat mereka mau bertahan agak lama dalam situasi tersebut dengan membuat kemah. Membuat kemah juga menghadirkan kembali situasi di Sinai. Ketika Musa menerima loh batu, mereka pun kemudian mendirikan kemah Tuhan untuk menyimpan loh batu tersebut, agar mereka selalu diingatkan akan hukum Tuhan. Kita pun selalu diajak oleh Tuhan untuk menyaksikan kemuliaan-Nya dalam hidup kita. Iman kita akan memampukan kita melihat kemuliaan itu dengan sangat jelas. Ada banyak hal atau momen yang menghadirkan kemuliaan Tuhan kepada kita. Ada momen selamat dari kecelakaan, lulus ujian, kesehatan yang baik, rezeki yang cukup untuk keluarga kita, dan sebagainya. Itulah kemuliaan Tuhan yang tampak bagi kita. Kita tentu ingin agar Tuhan tetap menyertai kita dan kita makin lama merasakan kemuliaan-Nya dalam hidup kita. Kita tidak perlu membuat kemah karena kita sendiri adalah kemah atau Bait Allah itu sendiri. Kita jadikan hati kita sebagai kemah tempat Tuhan bertahta sehingga kita selalu bisa merasakan kemuliaan Tuhan itu dalam hidup kita. Semoga hidup kita sendiri menjadi penampakkan. kemuliaan Tuhan kepada sesama dan dunia kita.
13. HENING SEJENAK
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Allah kita adalah Allah yang selalu berjalan bersama kita. Ia adalah sumber segala kegembiraan dan penghiburan kita. Marilah kita menyampaikan doadoa permohonan kita kepada-Nya.
P : Semoga Gereja selalu melihat kemuliaan Tuhan dan menampakkan kemuliaan Tuhan itu kepada dunia agar semua orang dapat merasakan kehadiran Tuhan di tengah dunia ini. Marilah kita mohon…
P : Semoga semua Lembaga yang berjuang untuk kebaikan dan kesejahteraan manusia mendapatkan dukungan dan bantuan dari banyak pihak, sehingga tampaklah keagungan dan keluhuran serta kemuliaan martabat manusia. Marilah kita mohon…
P : Semoga para pemimpin negara dan masyarakat diteguhkan untuk menemukan cara-cara yang baik dan adil guna meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Marilah kita mohon….
P : Semoga kita sekalian dapat saling mendukung dalam menghidupi iman kita sehingga tampaklah kemuliaan Tuhan di tengah dunia yang penuh tantangan ini. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Bapa yang mahabaik, Engkau menyediakan apa yang dibutuhkan oleh kami. Kabulkanlah doa-doa kami, yang selalu merindukan cinta dan perhatianMu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
16. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah begitu baik kepada kita umat-Nya. Dalam kebaikan-Nya itu, Ia datang melayani kita. Maka marilah kita memuji Dia dan berkata: Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati.
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati.
P : Allah maha pengasih dan penyayang, Engkaulah penyelenggara segala hal dalam hidup kami. Dalam kebaikan-Mu yang tak terhingga, Engkau menciptakan kami dan menganugerahi kami kehidupan. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati.
P : Bapa, amat besarlah cinta-Mu kepada kami. Ketika dalam perjalanan hidup ini kami jatuh, Engkau menyelamatkan kami dengan mengutus Putra-Mu dan Dia mengajarkan kami untuk mencintai. Engkau menyerahkan Dia bagi kami. Maka kami memuji Engkau.
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati.
P : Dan betapa besar cinta dan kebaikan-Mu bagi kami. Engkau mencurahkan Roh Kudus-Mu untuk menyempurnakan rencana penyelamatan-Mu dalam diri kami. Maka kami memuji Engkau.
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati.
P : Setiap hari Engkau melimpahi kami dengan karunia dan berkat, sehingga kami dapat menunaikan tugas kami sehari-hari, yakni berbakti bagi-Mu dan melayani sesama lewat karya-karya kami. Maka kami memuji Engkau.
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati.
P : Maka, bersama seluruh umat beriman, dan dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur] Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
17A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]