Perawan yang dimaksud tidak lain adalah Maria, sebagaimana ditegaskan, baik oleh Matius (1,18) maupun oleh Lukas (1,27).
Gereja pun kemudian mengajarkan bahwa Maria telah ditentukan oleh Allah sedari semula untuk mengandung dan melahirkan Anak-Nya, sehingga sejak lahirnya ia adalah seorang perawan yang suci dan murni.
Nah, kenyataan bahwa Maria adalah tetap perawan baik sebelum (ante partum), pada saat (in partu) maupun sesudah (post partum) mengandung dan melahirkan Yesus, semakin menegaskan kesucian dan kemurnian Maria ini.
Kehadiran Yesus sebagai yang terkudus dalam rahim Maria dan kelahiran-Nya dari dalam rahim itu, tidak menjadikan Maria kehilangan keperawanannya.
St. Ireneus, Bapa Gereja pada abad II, mengatakan “purus pure puram aperiens vulvam … ipse puram fecit” (Yang Termurni dari yang murni [yakni Kristus], dengan membuka rahim yang suci [milik Maria] … Dia sendiri membuat rahim itu sungguh murni).
Origenes, Bapa Gereja pada abad berikutnya pun menegaskan bahwa: “Hanya Tuhan yang dapat lahir dari seorang perawan, dan hanya seorang perawan yang dapat dengan layak melahirkan Tuhan ke dunia”.
Demikianlah Maria: sejak semula dikandung tanpa noda, dilahirkan dalam keadaan suci dan murni, dipilih Allah untuk mengandung dan melahirkan Kristus bagi kita dan setelah melahirkan Tuhan ia tetap menjadi perawan suci.
Doa Penutup
Allah Bapa kami, sumber belas dan cinta kasih, penuhilah hamba-hamba-Mu dengan anugerah surgawi. Tingkatkanlah kiranya kesejahteraan dunia berkat pesta kelahiran Santa Perawan Maria. Sebab Putra yang dilahirkannya adalah sumber keselamatan kami.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. (sumber renungan katolik.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News