Kasus Penganiayaan Siswa di TTS

Oknum Kepsek di TTS Aniaya Siswa Mangkir dari Panggilan Dinas

Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jansen S.P Neolaka, ST, Kabid SD, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten TTS.  

Cara melakukan Permainan tersebut kisahnya harus memasukkan kertas ke dalam sedotan lalu ditiup.

"Karena sebelum kami melakukan permainan tersebut, sudah ada teman kami yang lebih dulu bermain hingga kondisi tembok dan jendela kaca kena kertas. Karena jendela dan tembok kotor, teman-teman kami melaporkan hal ini ke Ibu Kepala Sekolah. Tidak lama Ibu Kepsek datang lalu menyuruh siswa lain untuk ambil kayu. Siswa lain datang bawa kayu, tapi karena ukuran kayu kecil ibu kepsek suruh ganti dan siswa lain pergi ambil kayu yang ukurannya sebesar ibu jari orang dewasa. Ibu Kepsek langsung pukul saya (AB) secara berulang-ulang di bagian kepala," terangnya.

Setelah dipukul kata AB mereka juga disuruh sang Kepala sekolah untuk mengunyah kertas yang mereka gunakan untuk permainan tembak tembakan.

"Setelah saya (AB) dipukul, ibu Kepsek suruh kami bertiga berdiri berjarak lalu mulai pukul JT di bagian bahu kiri sebanyak tiga kali sampai kayu patah. Karena yang digunakan panjang, kayu juga kena bagian tangan saja. Setelah pukul dan kayu patah, ibu juga pukul JK Pake tangan berulang kali. Lalu ibu suruh kami jilat kertas hasil permainan tembak-tembakan. Bukan hanya jilat tetapi setelah jilat harus kunyah dan telan. Karena takut, kami ikut semua yang ibu kepsek suruh," terangnya. 

Sementara, Domi Toni mewakili orang tua korban menilai bahwa pembinaan yang dilakukan kepala sekolah (SH) sudah berlebihan. (din)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News