Kuliner Lembata

Kuah Asam Ikan Kerapu, Menu Andalan Desa Wisata Hadakewa Lembata

Penulis: Cristin Adal
Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KULINER- Kuliner kuah asam ikan kerapu di Desa Wisata Hadakewa, di Lembata, NTT. Desa Hadakewa, desa pesisir yang berjarak sekitar 15 kilometer arah timur Kota Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Inovasi pemerintah desa Hadakewa ini bisa dibilang sukses. Tak hanya dari segi pendapatan asli desa (PADes), 'Hadakewa Night Paradise' juga mampu menyerap tenaga kerja lokal dari warga setempat. Salah satu yang menikmati manfaat itu adalah Mama Wilhelmina.

Sebelum tempat kuliner itu dibuka, janda empat orang anak ini mengais rejeki dari berjualan keleso keliling kampung. Pendapatannya tidak tentu waktu itu.

‘Hadakewa Night Paradise’ mengubah jalan hidupnya. Wilhelmina merupakan tukang masak angkatan pertama yang masih bertahan sampai sekarang. Setiap hari dia dan ibu-ibu lainnya berbagi waktu bekerja di tempat kuliner tersebut.

Selain ibu-ibu yang memasak, ada juga sepuluh gadis muda asli desa Hadakewa yang bertugas sebagai pelayan. Salah satunya Karlin Tukan (19) yang langsung bekerja di situ usai tamat di SMAN 1 Lebatukan.

Karlin ingin mendapat pengalaman bekerja terlebih dahulu. Upah yang diperoleh juga dia tabung sebagian untuk biaya kuliahnya nanti.

Orangtua Karlin bekerja sebagai petani ladang. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu kini bisa membantu mencukupi kebutuhan di dalam rumah, membantu meringankan tanggungan orangtua dan “tidak perlu merantau lagi kalau sudah bekerja di sini, di kampung sendiri,”

Desa Hadakewa yang berada di Kecamatan Lebatukan adalah salah satu desa binaan Bank NTT yang sukses di Lembata. Omset sebulan dari tempat wisata itu bahkan mencapai puluhan juta.

Ini merupakan salah satu sektor yang menopang perekonomian desa yang berjarak 15 kilometer dari Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata itu. Bank NTT dan pemerintah desa Hadakewa sudah cukup lama bekerjasama dalam pengembangan wisata dan bidang lainnya.

Pemerintah desa sejak awal mengusung konsep pemberdayaan karena menurutnya masyarakat tidak boleh jadi penonton. Mereka adalah pelaku wisata itu sendiri. Makanya, warga harus ambil bagian, apakah sebagai pekerja ataupun mengemban tugas lainnya.

"Pekerja di sini adalah masyarakat desa saya. Jadi kita terus melatih, dari Bank NTT juga support kami dalam memberikan pelatihan terhadap masyarakat saya," kata kepala desa yang sekarang menjabat di periode kedua.

Terkait menu lokal yang ditawarkan, Klemens menuturkan pilihan tersebut merupakan bagian dari keputusan pihaknya dalam menentukan arah pasar.


Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News