TRIBUN FLORES. COM, ENDE - Pemerintah Kabupaten Ende diminta untuk memperhatikan jalan menuju Kampung Pemo, Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Flores, NTT.
Hal itu disampaikan perwakilan aji ana Riski Kota Nggela, saat penutupan Festival Tedo Tembu Wesa Wela atau acara adat menyambut musim tanam.
Ia menyatakan jalan menuju Kampung Pemo sangat memprihatinkan, padahal Desa wisata. Jalan rusak dan belum beraspal sehingga sangat mengancam nyawa pengendara ataupun pengunjung.
Padahal, menurut dia Pemo sudah menjadi Desa Wisata dengan potensi yang sangat menarik. Wisata adat dan budaya, air terjun, kuliner, tenun ikat, kebun agrowisata, tracking Pemo Kelimutu dan sudah memiliki Home Stay.
Baca juga: Ditjen Bina Pemdes Kemendagri Dukung Pelestarian Budaya Pemo, Ende
Potensi ini tentu sangat bagus jika didukung dengan infrastruktur yang baik. Sehingga memang infrastruktur jalan harus diperhatikan.
Jika jalan sudah bagus pasti banyak wisatawan yang datang berkunjung ke Desa Pemo. Sehingga Desa Pemo bisa dikenal di dunia luar.
"Lebih dari pada itu promosikan Pemo sampai pada tingkat dunia, " ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Pemo, Xaverius Peme Rada, mengatakan UNESCO tidak semerta-merta Pemo sebagai warisan adat dan budaya yang diakui dunia. Oleh karena itu butuh dukungan semua pihak.
Kunjungan perwakilan Ditjen Pembina Desa Kemendagri beberapa hari lalu itu sebagai bentuk dukungan pemerintah untuk dijadikan Pemo sebagai warisan budaya yang dicatat atau diakui oleh UNESCO.
Ia menyampaikan terima kasih kepada masyarakat adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan panitia yang sudah mendukung pelaksanaan kegiatan festival.
Libatkan Semua Kades
Sementara itu Camat Kelimutu, Josep Sari, mendukung pelaksanaan festival menyambut musim tanam.
Menurut dia, ke depan harus dipersiapkan dengan baik sehingga lebih bagus lagi.
Ia mengatakan Festival kedepannya harus melibatkan semua kepala Desa se Kecamatan Kelimutu.