TRIBUNFLORES.COM, ENDE- Pemerintah Desa (Pemdes) Pemo bertekad untuk mengembangkan Pemo sebagai kawasan wisata berbasis masyarakat di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Hal tersebut dikatakan Kepala Desa Pemo, Xaverius Peme Rada saat memberikan sambutan pada acara penutup Festival Tedo Tembu Wesa Wela Tana Pemo, Sabtu 28 Oktober 2023, di pelataran rumah adat utama Desa Pemo.
Desa Pemo memiliki kearifan lokal yang melekat dengan kehidupan masyarakatnya. Xaverius melihat festival yang diselenggarakan sejak 24 Oktober hingga 28 Oktober 2023 bentuk awal pengembangan kawasan wisata berbasis masyarakat.
" Ritual Joka Ju untuk menyambut musim tanam ini adalah kearifan lokal masyarakat adat Pemo. Masyarakat adat dan alam ikatannya masih kuat,"kata Xaverius.
Baca juga: Wisatawan Ingin Melihat Senyum Warga hingga Suara Burung di Desa Wisata Pemo Kelimutu Ende
Untuk mendukung pengembangan wisata berbasis masyarakat ini, Xaverius sebagai kepala Desa Pemo membangun kolaborasi dengan stakeholder, mulai dari akdemisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) hingga Kementerian Dalam Negeri.
"Saya kerja kolaborasi untuk petakan potensi wisata desa. Apa yang harus dilakukan sehingga wisata itu berdampak pada masyarakat,"ujar Xaverius.
Desa Pemo kata dia secara administratif berada di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Satu dari 22 kawasan penyangga Taman Nasional Kelimutu.
Baca juga: Pemda Ende Diminta Perhatikan Jalan Menuju Kampung Pemo, Desa Wisata di Ende
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, Martinus Satban mengatakan, Desa Wisata Pemo salah satu sel kecil dari Kabupaten Ende yang juga dikembangkan sebagai wilayah strategis nasional.
Ia juga menekankan bahwa pesta adat menyambut musim tanam ini adalah forum komunikasi kultural. Pariwisata sebagai salah satu sektor strategis, pariwisata nasional menjadi area kunci pengembangan wisata super prioritas.
"Peran pariwisata, atraksi pariwisata. Budaya dibangun dan dikembangkan untuk kesejahteraan bersama. Desa Pemo dengan kekayaan budayanya, ritual, alam hingga tenun harus memberikan dampak," ungkap Martinus.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News