Renungan Katolik
Bacaan Injil hari ini menceritakan tentang seorang buta yang duduk dekat Yerikho dan tiap hari mengemis disana bertahun-tahun, terbiasa dengan kebutaan, bahkan saya setuju untuk mengatakan ia menikmati kebutaannya, karena salah satu cara terbaik untuk bertahan dalam keadaan yang tidak diinginkan adalah menikmati, hingga suatu saat ketika rombongan Tuhan Yesus lewat, ia bertanya kepada orang-orang disekitar, apa itu dan orang-orang menjawab,
“Yesus orang Nazaret lewat” kemudian ada perubahan sikap pasif,apatis dengan keadaan,yang hanya biasa duduk nongkrong dan menunggu belas kasihan orang dalam bentuk koin mungkin atau sesuatu yang bisa dipakai untuk bertahan hidup hari ini dan kemudian harus tetap memohon belas kasihan lagi tuk esok hari.
Menjadi sikap aktif “berusaha” meminta sesuatu yang tidak biasa,bahkan dengan berseru (ayat 38) mungkin yang paling ia butuhkan dalam hidupnya, tetapi pernahkah ia berpikir untuk meminta “sekeping kesembuhan dari buta” kepada orang-orang yang lewat dan mengisi dalam mangkuk atau tangan seperti pengemis pada umumnya..?
Perubahan sikap dari yang pasif, apatis dengan keadaan menjadi semangat , berubah ketika ia bertemu Yesus, dan perjumpaan dengan Yesus seharusnya membuat seorang yang kehilangan harapan dapat kembali memiliki harapan karena tidak melihat adanya kemungkinan untuk “dapat melihat lagi” dengan bantuan orang lain.
Dan ini beralasan karena ilmu kedokteran pada waktu itu belum mencapai kemampuan untuk melakukan operasi mata atau cangkok mata.
Namun ketika ia berjumpa dengan Yesus, segala kemustahilan itu seakan ditepis dengan begitu saja, harapannya yang hilang muncul kembali bahkan sangat kuat, Sehingga ketika orang-orang menyuruhnya diam, justru ia berteriak makin keras (ayat 39) karena ia tahu bahwa Tuhan Yesus saja satu-satunya harapan untuk masalahnya.
Dan pada akhir perikop ini, kita tahu bahwa orang buta tersebut akhirnya melihat, karena Yesus mau menyembuhkannya. Luar biasa, buta, tidak punya harapan, bahkan untuk makan saja harus dengan belas kasihan orang.
Mengalami perubahan total, kembali memiliki semangat, dapat melihat, mengikut Tuhan dengan memuji Tuhan karena berjumpa dengan Yesus.
Ada banyak orang buta, buta secara rohani karena tidak berjumpa dengan Tuhan Yesus. Dan ada juga yang tetap buta dan terpuruk dengan keadaannya, karena tidak berteriak meminta belas kasihan Tuhan Yesus, atau mungkin sudah berteriak meminta belas kasihan Tuhan Yesus, tetapi kemudian berhenti dan diam ketika tekanan kehidupan serta kenyataan mengatakan untuk diam saja.
Oleh karena itu, saya mengajak saudara untuk melihat lebih dalam, bagian firman Tuhan ini, dan melihat bagaiman pertolongan Tuhan itu selalu ada bagi mereka yang berharap pada-Nya.
Pertanyaan muncul begitu saja dalam benak saya, ketika membaca perikop dari Lukas 18:35-43. Mengapa sehingga orang buta dan tentu tidak pernah kemana-mana, karena ketersediaan transportasi pada saat itu, yang tidak semudah saat ini untuk penyandang cacat dan ketiadaan sistem informasi seperti sekarang, yang bisa melalui radio, TV dan Internet.
Bagaimana dia mendengar tentang Yesus, dan mengapa ia begitu sangat yakin, sehingga bisa berteriak memohon belas kasihan “Yesus, anak Daud, kasihanilah aku” dan akhirnya mengalami pertolongan Tuhan.
Ternyata jawabannya hanya karena ia percaya dan mengimani, sesederhana itu. Tanpa perlu perdebatan dan pertentangan logika tentang kemustahilan sembuh dari buta dan bagaimana caranya, hanya percaya saja.
1.Percaya