Tuhan Yesus begitu terkenal pada masa itu, sebagai tokoh kontroversial, lahir dari wanita perawan, anak tukang kayu, berdialog tentang topik theologia dengan ahli agama pada umur 12 tahun, sering bersebrangan pendapat dengan ahli-ahli Taurat tetapi mampu menyembuhkan dan membangkitkan orang, seorang manusia yang mengaku sebagai jalan keselamatan.
Tentu orang buta ini atau yang pada Markus 10 disebutkan namanya “Bartimeus” ini pernah mendengar cerita tentang Yesus dari mulut orang-orang disekitar, namun cerita itu hanya sepenggal dan tidak lengkap karena ketidaktersediaannya sistem informasi yang cukup baik seperti sekarang dan siapa juga yang tertarik berbicara atau berdiskusi tentang suatu topik hangat dengan seorang pengemis yang buta lagi.
Akan tetapi Informasi itu melahirkan iman dan harapan dalam hatinya yang membuat dia segera berteriak, memohon belas kasihan Yesus, Anak Daud (38). Ini adalah sebutan bagi Mesias. Itu berarti si pengemis buta mampu melihat Yesus sebagai Mesias yang telah lama dinantikan akan membebaskan umat-Nya.
Oleh karena itu, meski banyak orang menyuruhnya diam, ia tidak peduli (39). Imannya mengatasi rintangan, bentakan, dan rasa malu. Sebab itu ia berseru semakin keras (39). Yesus kemudian menyembuhkan dia karena imannya (42). Ia pun mengikut Yesus (43)
Seringkali seorang tidak mengalami pemulihan dari Tuhan, karena ia tidak percaya, atau mungkin ia percaya namun tidak berteriak meminta belas kasihan Tuhan, atau ia berteriak juga namun berhenti karena kenyataan hidup menyuruhnya diam.
Dan yang menarik dari cerita tentang Bertimeus si buta ini ialah, Orang lain hanya melihat-Nya sebagai seseorang dari Nazaret (ayat 37). Namun pemahamannya tentang Yesus mampu menembus identitas Yesus yang hanya berhubungan dengan geografis menuju kepada pemahaman identitas-Nya yang berhubungan dengan sesuatu hal yang di luar area manusia, yaitu karya keselamatan Allah yang sudah berabad- abad dijanjikan dan yang akan dinyatakan melalui keturunan Daud.
Mengapa ia mempunyai pemahaman yang demikian padahal matanya buta? Ia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi (ayat 36) dan ini merupakan suatu kerinduan yang baik. Karena ia buta maka ia mempergunakan mata orang lain sehingga ia dapat mengetahui bahwa Yesus lewat. Inilah sikap dan tindakan yang belum dipunyai oleh para murid-murid yang celik.
Dan mungkin juga merupakan sikap kita selama ini. Artinya tidak ada rasa kerinduan kita untuk terus mengenal Dia semakin dalam dengan banyak membaca firman- Nya dan buku-buku rohani bermutu. Atau mungkin kita pun rindu namun karena mata kita buta terhadap Alkitab maka kita menemui kesulitan untuk memahaminya sehingga kita putus asa dan berhenti belajar.
Oleh karena itu, bagaimana sikap kita terhadap Mesias? Apakah seperti para murid yang membatasi pengenalan akan Mesias dengan pagar-pagar pemahaman buatan sendiri? Atau seperti pengemis buta yang berharap mengalami kuasa Mesias karena iman kepada-Nya? Firman ini mempertanyakan ketepatan dan kedalaman kita mengenal Dia dan mempersilahkan Dia berkarya sesuai keMesiasan-Nya dalam hidup kita.
Setelah melihat pengalaman hidup Bartimeus, seorang pengemis buta yang mengalami pemulihan kita menjadi mengerti bahwa untuk mengalami pemulihan dari Tuhan, bukan hanya saja cukup mengetahui tentang siapa Tuhan Yesus tetapi juga,, datang pada-Nya, memohon belaskasihan-Nya yaitu dengan berdoa, tetap berdoa dan terus berdoa
2.Berdoa
Iman bertimeus melahirkan sikap yang terus berseru dan berseru kepada Tuhan Yesus dan dan akhirnya setelah Tuhan Yesus menyembuhkan dan berkata kepadanya, “melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau”. Karena iman yang memampukan ia untuk terus berseru, sekalipun orang-orang pada saat itu menyuruhnya diam, ia tidak peduli dan terus berseru, sekalipun ia adalah hanya seorang pengemis buta, secara fisik tidak memampukan ia untuk berlari dan menghampiri
Tuhan Yesus secara langsung, secara sosial ia berada pada golongan yang rendah sehingga tidak akan menarik perhatian orang untuk menolong dan membawanya langsung kepada Tuhan Yesus dan situasi saat itu Tuhan Yesus berjalan bersama rombongan dan tentunya ada begitu banyak suara-suara yang membuat suara bartimeus tidak akan terdengar oleh Tuhan Yesus.
Namun alkitab menjelaskan bahwa, adakah orang buta itu menyerah dan duduk diam serta berkata, memang ini sudah keadaanku, hanya berharap kepada kemustahilan saja untuk mendapat perhatian Tuhan Yesus dan disembuhkan.
Namun justru sebaliknya, seorang pengemis buta, tak berdaya, tidak dianggap secara sosial, berada di keramaian terus saja berseru meminta belaskasihan Tuhan Yesus.