"Memang kurikulum itu tidak serta merta jadi, pasti ada pro dan kontranya. Tapi kalau kita melihat prospek kurikulum merdeka itu justru menurut saya dianggap lebih baik dari pada kurikulum sebelumnya. Ada proses, ada hal yang menantang tetapi butuh kerja bersama Pentahelix,"ujar Jemali.
"Kalau saya pribadi juga bahwa prinsipnya sekolah itu untuk saya atau sistem itu untuk saya, sehingga sistem apa saja yang dibangun tidak menjadi masalah sejauh saya masih terbantu untuk bisa berkembang. Maka, kembali ke pertanyaan peserta didik soal inovatif, kreatif dan menemukan ruang kritis itu menjadi poin penting untuk pendidikan sekarang,"sambungnya.
Dalam kesempatan itu juga, guru-guru menanyakan terkait kualitas pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur dan juga kesejahteraan para guru terutama guru-guru honor komite dimana kesejahteraan menjadi salah satu faktor untuk mendukung kualitas pendidikan itu sendiri.
Terkait dengan hal ini, menurut Rudolof Ngaru, S. Fil, M.Pd, mengatakan, secara umum pendidikan di Manggarai Timur sudah ada progres kemajuan. Hal ini ditandai dengan program sekolah penggerak dan juga banyaknya guru-guru penggerak.
"Saya kira dari semua wilayah di NTT yang paling banyak dan paling progres kemajuan dari program pemerintah ini di Kabupaten Manggarai Timur," Ujarnya.
Meski demikian, kata Ngaru, dilihat dari data kualitas pendidikan di Manggarai Timur masih perlu dibenahi terkait mutu guru, kualifikasi pendidikan, penerima sertifikasi, dan akreditasi sekolah yang masih rendah, termasuk kesejahteraan guru honorer.
Sementara itu Sr Maria Krecentia Maxima Surya Erlin, RVM dalam kesempatan itu memberikan motivasi kepada semua guru dalam menyambut hari guru Nasional Tahun 2023 agar tetap semangat dan menjadi pemberi hidup bagi para peserta didiknya apapun tantangannya.
Menurut Sr Erlin, menjadi guru itu adalah sebuah panggilan karena tidak semua orang bisa menjadi guru. Karena itu, melalui kurikulum Merdeka Belajar ini para guru harus selalu mengembangkan dirinya secara terus menerus.
"Guru itu harus memfasilitasi murid untuk belajar. Mampu memberikan inovatif dan kreatif,"ujarnya.
Kepala SMKN 1 Borong, Agustinus Galvan Daroly, menerangkan talkshow itu dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-78 Tahun 2023.
Selain itu, kegiatan Talkshow ini juga sangat penting untuk menjadi bahan referensi para guru di hari ulang tahun guru ini dengan menghadirkan narasumber dari akademisi dan juga biarawati juga, sebagai pendidik yang mengabdi di Ghana saat ini. (rob)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News