Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 4 Januari 2024, Pemimpin yang Bijak dan Berwibawa

Penulis: Gordy Donovan
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEREJA - Gereja Paroki St.Theresia Mbata. Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 4 Januari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Pemimpin yang Bijak dan Berwibawa.

Renungan Katolik

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Kamis 4 Januari 2024. Dalam bacaan Injil Yohanes 1:35-42 hari ini, bercerita tentang "Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."

Masing-masing dari antara kita, ketika mencari dan bertemu dengan Tuhan tentu mempunyai kisahnya sendiri.

Para murid Yesus yang pertama pun memiliki kisah khusus dan sederhana dalam pertemuan mereka dengan Yesus.

Tanpa banyak basa-basi, para murid pertama langsung datang untuk bertemu dengan Yesus dan tinggal bersama-Nya. Dalam hal ini tampak kesiapsediaan dan iman para murid dalam mengikuti Yesus.

Kita tahu bahwa setiap manusia memiliki keinginan untuk memperoleh yang lebih baik dalam hidupnya, terlebih menemukan jati dirinya.

Setiap orang tentu berharap bertemu dengan sosok yang tepat agar dapat membantunya untuk sampai kepada kesejatian hidupnya.

Injil hari ini mengungkapkan secara implisit kerinduan para murid untuk bertemu dengan Sang Guru.

Panggilan Yesus atas murid-murid demi kepentingan Kerajaan Allah. Mereka menemukannya dalam diri Yesus sebagai Guru Sejati.

Mereka pun tinggal dan belajar bersama-Nya, mengikuti dan melakukan apa yang dikatakan-Nya.

Sebagai seorang Kristen, Sang Guru kita adalah Yesus Kristus. Kristus memanggil kita untuk tinggal bersama-Nya, agar kita lebih mengenal Yesus dan semakin sadar untuk melakukan kehendak-Nya.

Pengenalan kita akan Yesus dan terlebih kesediaan kita dalam melakukan kehendak-Nya adalah hal yang sangat penting untuk mencapai aktualisasi diri, yakni menjadi manusia yang sejati.

Di dalamnya, kita bisa menemukan kisah indah bersama Yesus, yang kita kisahkan dalam kebersamaan kita, yakni dengan mencintai sesama.

Mungkin benak kedua murid Yohanes masih penuh tanda tanya. Siapakah Yesus yang sedemikian besar yang dirujuk oleh guru mereka itu? Satu saat Yesus menoleh dan menyapa, “Apa yang kamu cari?”

Pertanyaan ini sederhana, wajar, tapi penuh perhatian. Boleh jadi mereka agak bingung tiba-tiba disapa demikian oleh orang yang sedemikian ditinggikan oleh guru mereka sendiri tadi. Jawab mereka lugu, “Guru, di manakah engkau tinggal.”

Halaman
1234