Mereka tidak mengharapkan langsung diterima. Hanya sekedar mengungkapkan rasa ingin tahu. Tapi Yesus menanggapi. Ia mengajak mereka melihat sendiri. Mereka dibiarkan menemukan yang mereka cari.
Pertanyaan “Apa yang kamu cari?” merupakan sapaan Yesus dan mengajak berbicara tentunya.
Sang Sabda tidak menganggap sepi orang yang datang kepadanya. Inti kehidupan batin boleh jadi dapat dirumuskan dalam satu kata, yakni “mencari” Yang Abadi tetapi yang ada di tengah-tengah kemanusiaan.
Namun sering kita juga belum amat tahu apa sebetulnya yang kita maui. Dia akan membantu kita menemukan diriNya.
Bisa jadi bahwa kita akan mendapat ajakan melihat sendiri dan menemukan yang tak terduga-duga. Seperti kedua murid tadi juga sedang menemukannya tanpa mereka sadari.
Dalam Injil hari ini, sosok Yesus ditampilkan dengan tiga “gelar”, yakni Anak Domba Allah, Guru, dan kemudian Mesias.
Sebutan pertama adalah “Anak Domba Allah” mengingatkan pada anak domba yang dikurbankan orang Israel pada malam sebelum meninggalkan negeri Mesir (Kel 12) yang kemudian diperingati tiap tahun pada malam Paskah orang Yahudi.
Kemudian di kalangan para pengikut Yesus yang pertama berkembang kesadaran bahwa dia itu juga kurban yang diterima baik oleh Allah dalam Baitnya.
Selain itu, kehidupan Yesus juga dipandang sebagai sosok Hamba Allah sebagaimana terungkap dalam Yes 53:7. Hamba ini seperti anak domba yang dibawa ke tempat penyembelihan.
Sebutan yang kedua secara spontan diucapkan oleh kedua murid Yohanes Pembaptis, yakni “Rabi” atau “Guru”, panggilan bagi ulama yang amat dihargai.
Lebih dari itu, Yesus dapat memperkenalkan siapa Allah itu dengan cara yang baru. Ia akan mengajar agar orang berani memanggil-Nya sebagai Bapa. Dan orang akan menemukan diri sebagai yang diperhatikan, yang dilindungi.
Sebutan ketiga adalah Mesias. Bagi orang Yahudi pada zaman itu, Mesias, Yang Terurapi, ialah tokoh yang kedatangannya telah lama dinanti-nantikan. Dialah yang diharapkan akan memimpin umat agar mendapatkan kembali kejayaan mereka.
Mereka mendambakan pemimpin yang datang dengan wibawa Allah sendiri. Setelah sehari penuh berada di tempat Yesus tinggal, kedua orang itu mulai mengerti bahwa Dia itulah tokoh yang diharap-harapkan banyak orang.
Mereka telah menemukannya. Harapan mereka akan perbaikan serta masa depan menjadi besar dan menyala-nyala.
Maka dari itu, marilah kita juga bertanya diri apakah kita pernah atau selalu mempunyai keinginan untuk tahu tentang Yesus, Juruselamat kita walaupun kita sudah menjadi orang Katolik? Seperti apakah Yesus itu menurut pengenalan dan yang kita imani sampai sekarang?
Doa Penutup
Allah Bapa Yang Mahacinta, kami bersyukur kepada-Mu, karena kami telah Kauperkenankan mengetahui sumber segala kebaikan.
Berilah kami hati yang baik untuk mengalami kehadiran Kristus, Sang Mesias dalam hidup kami.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. (sumber the katolik.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News