Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Dampak erupsi gunung Lewotobi Laki-laki mengakibatkan ribuan warga mengungsi sejak 1 Januari 2024 lalu.
Namun, kondisi para pengungsi sangat memprihatinkan, dari kesulitan air bersih untuk MCK, tidur beralaskan terpal dan tikar hingga terlambat makan minum.
Veronika Gelu Wutun (43) warga Desa Duripali Kecamatan Ile Bura Kabupaten Flores Timur mengaku sudah tiga hari mengungsi ke posko pengungsian di Desa Konga Kecamatan Titehena.
Namun kata dia, kondisi mereka dilokasi pengungsian sangat memperhatikan pasalnya sering makan terlambat. Kondisi tersebut membuat anaknya sering menangis minta makan dan minum.
Baca juga: Tidur Beralaskan Terpal dan Tikar, Pengungsi: Kami Tidur Tidak Nyaman
"Saya punya anak tadi siang lapar sekali dan menangis minta minum dan makan, mama saya lapar dan haus tapi saya tidak uang untuk beli jajan, uang hanya 50 ribu tapi sudah habis beli jajan untuk saya," katanya Jumat 5 Januari 2024 malam.
Dikatakannya, untuk makan siang para pengungsi biasanya berlangsung pada pukul 12:00 siang sedangkan untuk makan malam berlangsung jam 13:00 malam.
"Makan siang biasanya jam 5 sore sedangkan makan malam jam 12 kadang sampai jam 1 malam," jelasnya
Akibat sering makan terlambat, para pengungsi ini menangis karena mengeluhkan sakit lambung.
" Saya sampai menangis karena lambung sakit karena setiap hari terlambat makan," ujarnya